Mencari pujian manusia tidak ada habisnya bahkan hanya meletihkan diri sendiri. Carilah ridho Allah, karena tidak akan ada ruginya bahkan membuahkan pahala.
- Blue Lova -
***
Pagi-pagi sekali Ava sudah siap dengan baju kantoran rapi yang pernah digunakannya ketika magang dulu, akhirnya dia harus berpisah dengan kafe yang merupakan tempat ternyaman baginya.
Memikirkan berkerja di perusahaan besar milik Ardiaz sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh Ava, karena memang asalnya dia tidak berminat menjadi karyawan perusahaan. Ava ingin berbisnis sendiri dan dia yang menjadi bosnya. Tapi namanya jalan hidup hanya Allah yang tahu, dan mungkin memang itu yang terbaik.
Mungkin juga memang belum waktunya untuk sekarang. Mau tidak mau Ava lebih memilih berprasangka baik dengan keadaannya, siapa tahu kan lewat pengalamannya ini Ava bisa membangun bisnis.
Bunyi klakson mobil membuat Ava yang baru saja selesai sarapan segera bangkit dari kursinya.
“Kayaknya udah datang tu Va jemputannya,” tegur Rachel.
“Kayaknya sih bu, tapi kok dia enggak masuk ya?” Ava jadi sangsi jika itu benar supir yang diminta Raxel untuk menjemputnya.
“Kamu yang harus keluar, sudah sana.” Akhirnya Ava memilih mengikuti saran Rachel, dia menyalami tangan wanita itu kemudian bergegas keluar mencari mobil yang menjemputnya.
“Selamat pagi!” Ava mengerjap mendapati seorang laki-laki berbadan tegap, tubuh atletis, dan wajah bersih yang sekarang berdiri dihadapannya.
Jangan bilang laki-laki ini supir milik Raxel. Sekilas Ava melirik nametag pada jas laki-laki itu. Gandhi Matteo.
“Astaghfirullah al-‘azim,” ucap Ava pelan pada dirinya sendiri, tadi dia khilaf karena memandang terlalu lama laki-laki dihadapannya itu. Dia hanya kaget saja.
“Nona yang bernama Ava Aisha Amira?” tanya laki-laki itu.
“Oh, iya saya,” jawab Ava dan sekarang dia yakin seratus persen kalau laki-laki dihadapannya ini memang supir milik Raxel.
“Sebelumnya perkenalkan, nama saya Gandhi Matteo, saya supir CEO Ardiaz Corporation.” Laki-laki itu memperkenalkan namanya pada Ava.
“Silahkan masuk nona.” Gandhi kemudian membukakan pintu penumpang untuk Ava.
Ava hanya bergeming di tempatnya, masak dia berduaan dengan laki-laki muda di dalam mobil itu. Dipikir Ava supir milik Raxel itu sudah tua, seperti yang di sinetron-sinetron, kalau yang tua kan gampang jaga hati, mata, dan pikiran. Tsk!
“Nona Amira?” Gandhi kembali menegur Ava.
Ava hanya mendongak sembari memberi tatapan sekilas pada Gandhi sebagai pertanda dia mendengar ucapannya.
“Saya naik motor aja, kebetulan saya punya motor, nanti saya ikutin kamu dari belakang.”
Laki-laki itu mengangkat satu alisnya bingung. “Enggak apa-apa kok, sama aja kan kamu tetap jemput saya,” ucap Ava memahami kebingungan laki-laki itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
AVRA
RomanceApakah mungkin untuk jatuh cinta ketika semua yang kamu tahu adalah kebencian? . Is it possible to fall in love when all you know is hate? . Ava adalah seorang wanita konservatif yang tentu sangat terbiasa dengan kehidupan penuh aturan terutama atur...