Apakah mungkin untuk jatuh cinta ketika semua yang kamu tahu adalah kebencian?
.
Is it possible to fall in love when all you know is hate?
.
Ava adalah seorang wanita konservatif yang tentu sangat terbiasa dengan kehidupan penuh aturan terutama atur...
When the world's on fire we won't even move. There is no reason if I'm here with you.
(Charlie Puth – Some Type Of Love)
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Playlist: Charlie Puth - Some Type Of Love
***
JANGAN LUPA VOTE ❤
***
🌸 Selamat Membaca 🌸
***
"Raxel," tegur Ava pelan.
"Hm?" Raxel sedikit melirik padanya, lalu kemudian kembali melanjutkan sarapan.
Ava melihat pada gelas minuman dihadapan Raxel. Hanya berupa jus biasa. Sebenarnya, tidak aneh, karena selama ini, Raxel memang tidak pernah mengkonsumsi alkohol saat makan bersama di rumah ini.
"Kau tidak mengkonsumsi alkohol lagi?" tanya Ava tanpa basa-basi. Sebenarnya, sejak beberapa hari yang lalu, dia sangat penasaran.
"Kenapa kau bertanya begitu?" Seperti biasa, Raxel akan balik bertanya tanpa langsung menjawab.
"Aku hanya penasaran. Terakhir kali waktu di pesta pernikahan keluarga Madagascar kau tidak memilih alkohol sebagai minumanmu," jawab Ava. Mengingat ucapan Davina.
Raxel menelan makanannya dulu sebelum kembali bicara. "Aku terpaksa."
Ava mengangkat kedua alis spontan. "Kau... terpaksa? Memangnya ada apa?"
"Kau kan tidak mau bersentuhan denganku kalau aku mengkonsumsi alkohol."
"Apa?" Ava membelalak. "Ja..jadi, maksudmu... kau menahan diri karenaku?"
Raxel mengangguk santai.
Ava mendadak terdiam. Tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Seharusnya dia bersyukur karena Raxel bisa menahan diri dari mengkonsumsi alkohol, tapi mendengar jawaban Raxel yang ternyata karena dirinya, membuat itu terdengar sangat menggelikan. Apa dia aneh jika merasa seperti itu?
Well... Jika ini sebuah perlombaan. Dia berhasil mengalahkan alkohol untuk saat ini.
Tapi...
Sepertinya dia sudah semakin tidak waras!
Bisa-bisanya dia berpikir untuk bertanding dengan benda mati.
Raxel menoleh padanya setelah sedikit meneguk minumannya. "Sudahlah, tidak usah bertingkah seperti kau sangat kaget begitu. Aku tahu kau pasti sangat senang."
