CHAPTER 36

3.9K 319 209
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jangan lupa tinggalkan jejak ❤️

***

🎀 Selamat Membaca 🎀

***

Seperti biasa, setelah maghrib Raxel sudah siap-siap untuk aktivitas malamnya. Aktivitas yang sudah menjadi seperti kebiasaan baginya. Sulit untuk mengubahnya karena aktivitas malamnya dengan dikelilingi para wanita  dan bergelas-gelas alkohol sudah menjadi teman baiknya sejak kehidupan menjadi begitu tidak berarti baginya.

Ingatan tentang bagaimana sejak umur belasan tahun dia harus hidup dengan siksaan batin karena menyimpan rahasia gelap perselingkuhan ibunya bersama William Madagascar membuatnya tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kuat.

Dia kemudian menarik nafas kuat dan menghembuskannya perlahan beberapa kali untuk menenangkan dirinya. Dia tidak akan membiarkan Ava kembali pada William Madagascar. Tidak akan pernah!

Bahkan membiarkan anak kandung William Madagascar itu direbut dan dibahagiakan oleh pria lain, dia tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Ava hanya boleh bersamanya sampai satu di antara mereka yang kemudian harus hilang di telan bumi.

William Madagascar bisa menghancurkan kehidupannya sebagai seorang anak yang merindukan hangatnya kasih sayang tulus seorang ayah dan ibu. Dia juga bisa membalas melakukan hal yang sama pada anak kandung pria itu. Meski mungkin ini cukup terlambat, tapi itu lebih baik dibanding tidak sama sekali. Tidak akan ada perkumpulan keluarga yang mengharu-biru di antara mereka. Tidak akan pernah!

Dering ponsel pada nakas di sebelah tempat tidurnya berbunyi. Raxel menghentikan pikiran-pikiran beratnya tadi lalu beralih untuk mengambil ponselnya yang saat ini memperlihatkan panggilan dari Robert.

"Halo," sapa Raxel.

"Halo, aku sudah di club. Kenapa kau belum datang?" balas Robert.

"Aku akan segera ke sana. Samuel akan datang malam ini?"

"Aku tidak tahu, tapi kurasa dia akan datang. Kenapa?"

"Hubungi dia dan pastikan dia datang ke club malam ini!" perintah Raxel.

"Kenapa tidak kau yang menghubunginya sendiri?"

"Kau saja. Kau tidak mau menuruti perintahku?"

"Baiklah.. baiklah.. ngomong-ngomong kau sudah memastikan sekretarismu untuk bergabung malam ini kan?"

Raxel memejamkan matanya kuat hingga menimbulkan kerutan di sekitar pertengahan kedua alisnya. "Aku lupa. Hubungi saja dia, bilang aku ada di club, nanti dia pasti akan datang. Aku akan mengirimkan nomornya padamu."

AVRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang