CHAPTER 44

4.5K 371 171
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Playlist: Howl - Love You (Ost. Boys Before Flowers)

***

Selamat Membaca 🎀

***

Ava membuka matanya pelan, sesaat pandangannya buram karena baru saja terbangun dari tidurnya, dia berusaha memfokuskan pandangannya ke depan dimana tempat tidurnya berada. Raxel sudah tidak ada disana, sepertinya pria itu sudah...

Tunggu!

Dia spontan menghentikan pemikirannya barusan ketika menyadari tubuhnya yang tiba-tiba saja sudah setengah tertutupi selimut, padahal dia ingat dengan sangat jelas kalau dia tidak pernah menggunakan selimut ketika tidur di sofa itu, selimutnya dia berikan pada Raxel...

Raxel!

Dia menegakkan sedikit kepalanya yang sebelumnya miring ke kiri, bersandar ke sofa ketika tidur. Menoleh pelan kesebelah kanannya..

Seketika matanya melebar karena kaget, dia bahkan tidak sengaja menutup mulutnya dengan tangan kirinya karena tangan kanannya yang sulit digerakkan saat ini.

Pantas saja pundak kanannya terasa berat, ternyata Raxel menggunakan pundaknya sebagai bantal.

Bukankah pria itu benar-benar aneh, memilih pundaknya untuk tidur dibanding bantal yang sebenarnya dan kasur empuk tempatnya dibiarkan tidur semalam.

Ava menghela nafas pelan, merasa kaget dan sangat aneh. Jangan-jangan Raxel berjalan sambil mabuk dan itulah kenapa pria itu berakhir disebelahnya sekarang.

"Raxel!" panggil Ava sambil mengetuk-ngetuk kepala pria itu dengan jari telunjuknya pelan.

Ini kedua kalinya dia.... bagaimana ya... secara tidak langsung bisa dibilang tidur bersama Raxel. Ya! Hanya tidur biasa. Jadi, seperti ketika di rumah sakit waktu itu, Raxel memang tidak mudah dibangunkan.

"Raxel!" ucap Ava lagi agak lebih keras.

Dia menghela nafas, sedikit lelah.

"Raxel tolong bangun! Pundakku sakit!" tukas Ava putus asa.

Pria itu akhirnya sedikit ada tanda-tanda kehidupan, dengan bergerak seperti mendusel-dusel di pundaknya.

"Raxel!" panggil Ava lagi, berharap ini terakhir kalinya dia menyebut nama pria itu agar pria itu segera mengangkat kepala dari pundaknya.

"Ra..." Ava menghentikan ucapannya ketika akhirnya Raxel mengangkat kepala dari pundaknya, pria itu masih memejamkan mata sambil menyandarkan kepalanya pelan di sandaran sofa.

AVRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang