- thantophobia -
***
***
Playlist: Again - EDEN, Sophiya
***
Hy, aku kembali.
Maaf banget buat teman-teman yang sudah selalu setia menunggu update cerita ini. Makasih banyak yaa 💙***
Jangan lupa vote kalau kalian menikmati cerita ini 💙💙
***
🔥 SELAMAT MEMBACA 🔥
***
William Madagascar tidak berhenti menatapnya. Pria itu sebenarnya berada pada jarak yang cukup jauh dari kelompok yang sedang mengajaknya berbicara saat ini. Tapi, bagaimanapun, pria itu sudah mengawasinya terlalu lama. Raxel menyadarinya, tapi dia tidak berminat menanggapi tatapan pria itu dan memilih mengabaikannya.
Jelas, William sangat penasaran dengannya sekarang setelah pertemuan mereka terakhir kali, terutama karena sedikit informasi yang mungkin dengan sangat terpaksa diberikan pria itu padanya. William pasti ingin tahu apa yang sudah dilakukannya dengan informasi itu atau apa yang didapatkannya dengan informasi itu. Namun, dia tidak ingin berbicara apapun lagi dengan pria itu, berada di ruangan yang sama dengannya saja sudah cukup memuakkan, apalagi harus menatap wajah pria itu.
Malam ini dia memilih ikut menghadiri undangan pesta "acara amal" yang diadakan oleh salah satu pemilik perusahaan internasional yang bergerak di bidang finance. Tentu menghadiri acara itu bukan tujuan utamanya, melainkan karena dia yakin dia akan bertemu dengan Maurius Alberto di tempat itu. Rasanya sulit sekali bertemu dengan pria itu beberapa waktu ini, padahal sejak lama Alberto selalu memprioritaskannya jika dia ingin bertemu. Ya, tentu saja bukan berarti dia tidak tahu kenapa.
Masalahnya, dia ingin atau lebih tepatnya harus memastikan dan menyelesaikan segalanya, sesegera mungkin.
"Aku memanggil-manggilmu sejak tadi!"
"SH-" Raxel segera mengatupkan mulut kuat, hampir saja dia mengumpat di tengah-tengah kelompok orang yang mengajaknya berbincang.
"Anda baik-baik saja?" tanya salah seorang pria yang berdiri tepat di samping kanannya, dia sedikit kehilangan keseimbangan karena Danial yang menyentuh salah satu lengannya dengan cukup kuat untuk menyapa, dan dia sama sekali tidak mengantisipasi itu. Untung saja pria disamping kanannya dengan sigap memegang satu tangannya, sehingga dia tidak kehilangan keseimbangan lebih parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVRA
RomanceApakah mungkin untuk jatuh cinta ketika semua yang kamu tahu adalah kebencian? . Is it possible to fall in love when all you know is hate? . Ava adalah seorang wanita konservatif yang tentu sangat terbiasa dengan kehidupan penuh aturan terutama atur...