Chapter 6

4.7K 336 4
                                    

Di dunia ini tidak mungkin kita bisa menyenangkan semua orang, cukup lakukan semua semampumu dan biarkan Allah yang menjadi penilainya, abaikan penilaian manusia.

- Blue Lova -

***

“Halo, Assalamu’alaikum,” sapa Ava pada si penelfon tanpa nama itu.

Wa’alaikumsalam, selamat malam nak Ava.

Seketika Ava spontan menutup mulutnya dengan tangan kanan karena kaget mendengar suara si penelfon. Ardiaz Adi Utama. Pemilik Ardiaz Corporation sekaligus ayah dari bosnya Raxel Nero Ardiaz.

“Oh, iya, selamat malam pak, ada yang bisa saya bantu?” ucap Ava lebih sopan.

Wah, kau sangat pandai membaca situasi nak Ava.

Kata-kata Ardiaz membuat Ava mengernyit dan tentu saja dia juga sedang mengantisipasi sesuatu yang tidak menyenangkan.

Sebelumnya, bagaimana perasaanmu berkerja dengan anakku?

“Ah, itu….”

Ava tiba-tiba bingung menjawabnya harus bagaimana. Dibilang baik-baik saja juga tidak, dia lebih sering mendapat omelan dari Raxel dibanding pujian dan apresiasi atas segala pekerjaan yang sudah dilakukannya.

Sampai hari ini aku tidak mendengar rumor buruk apapun tentangmu dengannya, aku sangat senang.

“Ah…begitu…benarkah?” ucap Ava sambil menggaruk kepalanya tidak yakin.

Kau terdengar tidak yakin, tapi tidak masalah, apa kau ada waktu besok sore? Ada yang ingin kubicarakan denganmu.

Ava terdiam tidak menjawab dan sibuk berkutat dengan pikirannya.

Kau bisa mengajak salah satu temanmu untuk menemuiku, tenang saja, kau tidak akan bertemu Raxel.

“Bukan begitu pak, tapi…”

Baiklah, sampai jumpa sore besok nak Ava.

Ava tidak sempat menyelesaikan ucapannya, namun Ardiaz sudah lebih dulu menghentikan obrolan. Sangat jelas, jika Ardiaz memang tidak berminat mendengar penolakan apapun dari Ava tentang ajakannya.

Kalau begitu untuk apa repot-repot bertanya tentang Ava punya waktu atau tidak.

***

Malam tadi Ava tertidur lebih terlambat dari biasanya karena harus menelfon Anin. Memilih mengajak Anin untuk menemui Ardiaz sore nanti dan berakhir dengan berondongan pertanyaan dan ucapan-ucapan penuh kekagetan dari temannya itu membuat Ava harus meladeni Anin selama 2 jam.

Maklum saja, Ava tidak memberitahu Anin jika sekarang dia berkerja sebagai sekretaris Raxel, bukan tidak mau memberi tahu temannya itu. Ava hanya sedang mencari waktu yang tepat, dan ternyata waktu yang tepat itu belum ketemu, namun dia harus memberi tahu Anin malam tadi.

AVRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang