***
Halo guys, udah lama banget ya, udah berdebu kyaknya work ini aku tinggal. Maaf banget buat yang masih nunggu kelanjutan cerita ini. Hari ini aku lanjutin ceritanya, ini 6000 kata lebih, mau 7000, karena aku udah lama banget enggak update, jadi sengaja buat sebanyak ini. Enjoy ya. Semoga suka 😊
***
💙 Selamat Membaca 💙
***
"Ya Tuhan, apalagi nona Amira?"
Raxel terlihat kesal mendapati pertanyaan Ava. Ini masih pagi, bahkan Raxel baru satu jam duduk tenang diruangannya, namun tiba-tiba Ava datang dengan pertanyaan yang sangat tidak penting baginya.
"Aku hanya ingin memastikannya, pak," ucap Ava hati-hati.
"Kau sangat tidak sopan!"
Sudah Ava duga. Tapi, bagaimana lagi, kata-kata Dian kemarin cukup mengusiknya.
Ava tidak berani melihat Raxel, dia merasa tidak enak, jadi dia hanya menunduk. Dia sudah terlanjur melontarkan pertanyaan itu.
Seharusnya aku yakin saja. Batin Ava menyesalinya.
"Lalu, jawaban apa yang ingin kau dengarkan dariku?" tanya Raxel sambil mengangkat dagunya seakan menantang.
"Emm..aku yakin anda sudah paham.."
"Aku tidak paham."
Ava mengangkat wajahnya kali ini. "Anda tinggal menjawabnya saja pak, percaya atau tidak, hanya itu."
Raxel mendengus terlihat semakin kesal.
"Bukankah waktu itu kau sudah mengambil perjanjian dariku tentang melaksanakan ibadah lima waktu itu?"
"Ya itu..."
"Kalau begitu apa lagi? Bukankah sudah jelas aku menyetujuinya, dan kau masih saja mempertanyakan keyakinanku?"
"Maksudku..."
"Nona Amira."
Ava menghentikan ucapannya sesegera mungkin dan menatap pada Raxel takut-takut.
"Ingat, jangan berusaha merubahku lebih dari yang sudah aku ijinkan, aku sudah menuruti perjanjian yang kau inginkan, jangan melebihi batasanmu."
Ava mengulum bibirnya mendapati ucapan Raxel yang tajam dan dengan gestur untuk tidak memberikan bantahan sama sekali.
Sudahlah, lebih baik Ava menyerah saja. Lagipula meskipun tidak menjawab dengan lantang, Ava sudah mengerti, sebenarnya ini juga karena Dian, awalnya dia tidak berniat menanyakan hal ini pada Raxel karena dia tahu bagaimana menyebalkannya Raxel ketika akan menanggapinya, dan ternyata kenyataannya benar. Huft.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVRA
RomanceApakah mungkin untuk jatuh cinta ketika semua yang kamu tahu adalah kebencian? . Is it possible to fall in love when all you know is hate? . Ava adalah seorang wanita konservatif yang tentu sangat terbiasa dengan kehidupan penuh aturan terutama atur...