***
Diharap bersabar mengikuti cerita ini ya. Yang tidak sanggup, skip saja 😊
***
Jangan Lupa Vote!!!
***
🐣 Selamat Membaca 🐣
***
Ava berlari menghampiri Michelle yang terlihat baru saja berada di lobi perusahaan, tepat ketika dia juga baru keluar dari lift.
"Michelle!" sapa Ava. Dia sudah berjalan menyejajari langkah wanita cantik berambut gelombang itu.
"Oh iya, kau jadi menumpang denganku kan?" ucap Michelle.
"Tentu," jawab Ava.
Saat jam makan siang Ava memang meminta tolong pada Michelle untuk mengantarnya pulang, karena hari ini dia tidak membawa motor. Ya, tentu saja karena motornya dititipkan di bengkel.
"Oke, jangan lupa traktiranmu," ucap Michelle sambil menyengir.
"Iya, iya, kau tenang saja," balas Ava.
Ava memang menjanjikan Michelle makanan di kafenya secara gratis, meski sebenarnya tanpa janji seperti itu Michelle tetap akan mengantarnya pulang, tapi Ava memang ingin saja membalas kebaikan temannya itu.
"Kau pulang denganku." Ava spontan menoleh ke kanan ketika Raxel baru saja melewatinya bersama Andriana.
Ava mengernyit, "siapa yang diajaknya bicara," ucap Ava tidak tertarik. Dia tidak memperdulikan Raxel dan masih setia berjalan bersama Michelle.
Michelle segera saja menoleh pada Ava dengan ekspresi tidak habis pikirnya. "Kau bodoh? Cepat sana ikuti dia!" ucap Michelle antusias, raut wajahnya terlihat terpukau, dia bahkan menepuk punggung Ava cukup keras.
"Ikuti siapa?" balas Ava tidak mau mengerti.
"Tentu saja Pak Raxel, dia mengajakmu pulang bersama!" Michelle menggerak-gerakkan tubuh Ava karena gemas dengan keterlambatan berpikir temannya itu.
"Aku tidak mau, kau sudah berjanji akan mengantarkanku pulang," ucap Ava.
"Ya Tuhan... lalu aku akan membahayakan diriku dengan melawan perintah Direktur Utama perusahaan ini? Tidak mungkin. Cepat ikuti dia dan jangan biarkan wanita ular itu mengambil tempatmu," lanjut Michelle sambil menatap kesal pada punggung Andriana.
"Aku tidak peduli, ambil saja kalau dia mau, aku akan bersyukur, yang je........ Michelle!!!!" Ava tidak menyelesaikan ucapannya karena Michelle yang sudah kabur dari sisinya, membuat Ava melongo dan hanya bisa menggaruk-garuk belakang kepalanya pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVRA
RomanceApakah mungkin untuk jatuh cinta ketika semua yang kamu tahu adalah kebencian? . Is it possible to fall in love when all you know is hate? . Ava adalah seorang wanita konservatif yang tentu sangat terbiasa dengan kehidupan penuh aturan terutama atur...