***
Playlist: Avril Lavigne - When You're Gone
***
Terimakasih buat teman2 yang sudah berusaha vote banyak-banyak biar cerita ini cepat up 😁🙏. Aku sangat menghargai usaha teman2. Dari yang biasanya seminggu jadi sehari 😅
.
Jangan lupa vote chapter ini juga ya 😊💙***
🌸 SELAMAT MEMBACA 🌸
***
"Anin sayang, apa yang tidak aku berikan untukmu? Aku mengabulkan semua keinginanmu, berhentilah memberontak seperti ini."
Anin menggeleng-geleng kuat. Keadaannya masih sama, dia tidak bisa melihat ataupun membalas ucapan Brandon. Karena mata dan mulutnya yang masih tertutup.
"Lalu kau ingin aku menghabisi temanmu saja?"
Anin menggeleng semakin kuat, suara sengau dari hidungnya karena tangisnya yang tidak berhenti terdengar semakin keras. Hentakan kakinya yang terikat juga semakin kuat.
"Temanmu itu yang mempengaruhi pikiranmu sehingga tidak penurut seperti ini kan? Orang tuamu bahkan sangat senang dengan hubungan kita." Brandon terus berbicara dengan pelan dan merayu dihadapan Anin. "Oh.. Atau mungkin kalau kau melihat keadaan temanmu, kau akan berubah pikiran?" Brandon membuka penutup mata Anin.
Anin mengerjap-ngerjapkan mata, mengabaikan Brandon didepannya dan langsung mencari keberadaan Ava.
Meski seluruh kepala dan wajahnya tertutup, dia tahu yang sedang duduk di kursi sebaris dengannya adalah Ava. Air matanya mengalir semakin deras mendapati pria yang berdiri tepat disebelah Ava sedang menodongkan pistol tepat di samping kepala Ava.
"MMMMMMMM...MMMMMM....MMMMMM..." Anin berusaha mengeluarkan suara sekeras mungkin sambil menggeleng-geleng kuat, menatap penuh permohonan pada Brandon.
"Seharusnya kau tidak menantangku sejak awal, kau selalu ingin menjadi kekasihku, lalu kenapa tiba-tiba kau seperti ini?" Brandon membelai wajah Anin dengan ibu jarinya yang masih tetap berlapis sarung tangan.
"MMMMM... MMMMM..."
"Kenapa? Kau ingin bicara ya?" Brandon menatap meledek, lalu kemudian berbaik hati membuka lakban yang menutup mulut Anin dengan keras, mengeluarkan seluruh kain yang juga menyumpal mulut wanita itu.
"BRENGSEK! KAU BRENGSEK! PEMBUNUH! KAU SAKIT BRANDON! KAU SAKIT! BERAPA JANIN YANG SUDAH GUGUR HANYA KARENA NAFSU BEJATMU!" umpat Anin seketika.
Brandon tertawa. "Bukankah itu salahmu, sayang? Aku selalu mengingatkanmu untuk memastikan pengamanmu, tapi kau sengaja mengabaikannya, menggunakan janin itu agar aku menikahimu." Brandon tertawa semakin kuat. "Kau pikir aku tidak tahu jalan pikiranmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AVRA
RomanceApakah mungkin untuk jatuh cinta ketika semua yang kamu tahu adalah kebencian? . Is it possible to fall in love when all you know is hate? . Ava adalah seorang wanita konservatif yang tentu sangat terbiasa dengan kehidupan penuh aturan terutama atur...