Chapter 18

4.5K 322 25
                                    

Ada hal yang sulit dimengerti saat ini, tapi suatu saat kita akan memahami kenapa hal yang sulit dimengerti itu harus terjadi.
- Blue Lova -

***

Playlist di Multimedia: Paris - The Chainsmokers

***

Silahkan vote/comment jika menyukai cerita ini 😊

***

💙 Selamat Membaca 💙

***

Ava masih membayangkan wajah kaget Fariz ketika mendengar Raxel mengaku sebagai calon suaminya. Yang paling menyebalkan Raxel terus memotong ucapannya ketika dia akan menjelaskan pada Fariz tentang apa yang dikatakan Raxel sama sekali tidak benar. Ava sangat takut akan timbul gossip yang tidak benar tentang hubungannya dengan Raxel, meskipun Ava tahu Fariz bukan orang seperti itu, tapi tetap saja mengerikan kalau sampai Fariz khilaf.

Sekarang dia berakhir disini, di sebuah restaurant di sekitar Menara Eiffel. Ya. Menara Eiffel! Romantis sekali bukan? Seharusnya begitu. Tapi, siapa yang sedang bersamanya sekarang membuat suasana sama sekali tidak romantis. Raxel dengan santainya hanya duduk sambil menikmati suasana malam di Paris memandangi dari atas tempat duduknya. Mereka berada di sebuah tempat yang private di restaurant itu dengan Gandhi yang berjaga di depan pintu.

Ava bersikeras ingin berbicara pada Raxel tentang hal gila dan tidak masuk akal yang diucapkan laki-laki itu. Sebenarnya dia sama sekali tidak pernah mengajukan sebuah tempat dimana dia ingin meminta klarifikasi dari Raxel, tapi Raxel mengancamnya agar tetap diam hingga mereka tiba di sebuah tempat yang tepat untuk bicara. Dan berakhirlah mereka di restaurant ini. Entahlah kenapa Raxel memilih tempat ini. Ava yakin Raxel hanya ingin membuatnya tenang, tapi sayangnya suasana hati Ava sekarang tidak bisa di ubah dengan suasana tempat apapun!

Dua orang perempuan berambut pirang masuk membawakan makanan ke meja mereka. Keduanya merupakan pelayan restaurant itu. Keduanya meletakkan makanan dan minuman di atas meja tanpa melepas senyuman di wajah cantik mereka. Ava memperhatikan Raxel yang tidak melepaskan pandangan dari keduanya. Ya ampun, gila saja dia harus menjadi istri dari laki-laki penggila wanita seperti Raxel, laki-laki itu tidak bisa bertahan dengan satu wanita, bagaimana bisa dia menikah dengan laki-laki seperti Raxel. Tidak-tidakt-tidak, dia tidak mau.

"Merci encore et bonne soirée, monsieur et madame,"* ucap salah satu dari kedua pelayan itu. Ava hanya bengong, tidak mengerti, dia melirik pada Raxel, laki-laki itu terlihat tenang.

"Merci,"** balas Raxel.

Ternyata Raxel memahami bahasa Perancis, baguslah.

Kedua pelayan itu memberikan senyuman menggoda pada Raxel sebelum pergi, keduanya memang dari awal terlihat tertarik pada Raxel, seakan Raxel adalah ikan baru yang segar.

Ava semakin tidak bisa berpikiran jernih sekarang, laki-laki dihadapannya ini, Ava tidak sanggup menanganinya, dia tidak bisa menjadi istri Raxel, apa dia sanggup setiap saat menahan cemburu mendapati setiap wanita yang datang menggoda suaminya, lagi-lagi pikirannya mengarah ke sana, tidak, dia tidak akan menikah dengan pria ini, dia sudah memahami kapasitas dirinya, dia dan Raxel tidak cocok.

AVRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang