Yuu Pov
Aku sudah memasuki pesawat dan duduk dibangkuku disebelah Mika,aku memperhatikannya yang sedang sibuk dengan tas kecilnya.Rasanya tak percaya ini Mika,dia begitu tampan dengan aura dewasa yang menguar hingga sampai pada otakku.Sampai saat aku tak sadar Mika menepuk bahuku.
"Kenapa Yuu-chan melihatku seperti itu?dan aku sudah memanggilmu berkali-kali tapi kau hanya tersenyum tak jelas."betapa malunya aku,apakah aku begitu memuja lelaki ini?aku benar-benar tidak bisa menyangkalnya.
"Ma-maafkan aku Mika,aku hanya tidak percaya kau ada disini.Entah apa yang direncanakan oleh ibu."kilahku menundukkan kepala dan memainkan kakiku.
"Akan aku ceritakan nanti bila kita sudah tiba di Thailand."lalu Mika menggenggam tanganku,dan aku kaget bukan main karena ia menyebut Thailand.
"Thailand?"kataku sedikit berteriak dan membuat orang-orang memperhatikanku,aku segera meminta maaf dan dengan tenang Mika tersenyum lalu mengusap kepalaku.Ada hal yang masih tersimpan dibenakku hingga saat ini,Mika tidak lagi mencintaiku tapi mengapa dia memperlakukanku seperti ini?mungkin dia memperlakukanku sebagai adiknya tapi aku yang tidak bisa,aku tidak menganggapnya kakak aku mencintainya dan semakin cinta dengan sikapnya yang seperti ini.
Tak mau berpikir lebih lanjut aku memejamkan mataku dan tertidur diperjalanan yang nyaman ini,aku bersyukur tidak ada halangan apapun hingga kami semua selamat sampai tujuan.Tidak terasa sudah sampai saja di bandara,Mika menggenggam tanganku sepanjang jalan sampai kita berada dikantin bandara.
"Makan dulu ok,aku tahu kau jetlag.Kau mau makan apa Yuu-chan?"tanya Mika lembut padaku.
"Aku ingin kopi dengan cream aku masih ngantuk rasanya,dan ramen cup saja."aku langsung merebahkan tubuhku dimeja kantin setelah Mika mengatakan ok.
Setelah memesan Mika duduk dihadapanku,dia segera mengambil handpone nya dan menelpon seseorang."Halo Kla kau sudah dalam perjalanan menjemputku?aku akan menunggu,urusi rumah yang dibeli ibuku untukku,jual saja dan beri laporannya padaku."Mika sudah selesai bertelpon,dan aku masih tidak tau keadaan saat ini.
"Mika,bolehkah aku menelpon juga?"tanyaku pada Mika yang masih sibuk dengan hp nya.
"Iya Yuu-chan."dia menatapku sebentar dan tersenyum lalu sibuk kembali dengan handponenya.
Aku segera menjauh dari Mika untuk menghubungi ibuku melapor bila aku sudah sampai dan kemudian Shina yang tak aku beri kabar sama sekali dari kemarin.
"Shina ini aku Yuuichiro,aku ingin mengatakan..."belum selesai aku bicara dia sudah tampak bahagia diujung telpon sana.
"Kau sudah sampai di Thailand,baguslah!kau harus ku ajari mulai sekarang,sering-sering menghubungiku agar kau tak bodoh lagi dalam percintaanmu sendiri."kata Shina dalam telepon.
"Kau tidak marah?maksudku hari ini adalah hari pertunangannya."ucapku cemas.
"Kau tenang saja ada aku dan bibi Krul,aku dan Akane bekerjasama tentang ini,dan bibi Krul juga bekerjasama dengan Akane,hanya saja bibi Krul tidak tahu kalau aku bekerjasama dengan Akane dan aku adalah Shina bukan Shinoa."ucapnya membuatku pusing,aku hanya perlu percaya padanya.
"Jadi aku harus bagaimana?"
"Temukan hadiah ulangtahun untuk Mika hari ini,dan jangan pikirkan apapun di Jepang aku yang menanganinya."Shina terdengar serius disana.
"Tapi masalahnya ini Thailand aku tidak tahu apapun disini."
"Bukankah bibi Krul sudah menyiapkan rumah untuk kalian dan mengirim seorang supir untuk kalian?kau bisa meminta bantuan pak supir."
"Kau tidak tahu?semuanya dijual Mika,dan aku tidak tahu lagi kemana arah ini,aku sedang makan dikantin bandara sedang menunggu sebuah jemputan yang aku tak tahu lagi mau kemana."aku berusaha menjelaskan pada Shina.
"Baiklah,akan aku tanyakan dulu pada Akane,kau tenanglah ikuti Mika saja ok,dia mencintaimu dan kau harus percaya padanya,bye Yuu."Shina menutup telponnya dan aku kembali ke mejaku bersama Mika.
Makanan kami sudah tersaji,Mika memesan sandwich ukuran besar dan secangkir coklat hangat dia tersenyum padaku."Sudah selesai?cepat dimakan sebelum mie nya mengembang."Aku hanya mengangguk dan segera makan.
Urusan perut kami sudah selesai,kami berjalan menuju loby disana sudah ada seseorang yang ternyata sudah menunggu kami."Selamat datang Bos."lelaki berjas hitam itu membungkuk pada Mika dan dia berbahasa Jepang.Mika meraih tanganku memasuki mobil dan aku hanya diam mengikuti.
Kira-kira setengah jam perjalanan kami memasuki gerbang besar dengan halaman luas yang hijau,disekitar sini tidak banyak rumah dan aku tidak tahu dimana ini.Mobil berhenti tepat dipintu garasi,aku turun dari mobil dibantu Mika dan sekarang aku menganga.Rumah ini besar,walau tidak sebesar mansion hyakuya dan mansion Mika tapi rumah ini sangat besar dengan halaman yang sangat luas.
"Ini rumah siapa Mika?"tanyaku pada Mika yang tersenyum menyambutku.
"Tentu saja rumah kita,ayo masuk."Mika menggandengku memasuki rumah dan aku masih terkejut disini,selamat datang kehidupanku yang baru.
>>>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
RED BLOOD
General FictionCerita ini hanya fiksi belaka karena author gabut,plis chek gak suka boleh bye-bye.