64.Welt

156 25 2
                                    

Seorang pria berambut ungu,berjas putih dan mengunyah permen karet dalam mulutnya sedang berjalan menuju ruang kerja Mikaela di Mansion Shindo.Dia mengetuk pintu dan mulai membukanya,sebelum memasuki ruang kerja itu dia melihat siapa saja yang sedang berdiri di hadapan Mikaela.

"Paman,bisakah kau cepat?waktuku tak banyak."itu suara Yumi yang berdiri dengan menenteng pedang miliknya,sebenarnya dia cukup heran kenapa Mikaela melibatkan anak-anaknya yang masih kecil dalam masalah ini.

"Bisakah aku hanya bicara berdua denganmu Mikaela?"pria ini mulai berjalan menuju meja Mikaela.

"Apakah sangat penting Lacus?"ya pria tadi Lacus teman Mikaela yang menyembunyikan identitasnya selama ini sebagai dewan Tepes.

"Sangat."Mikaela mengangguk dan menyuruh semua orang meninggalkan ruangannya dan tak boleh ada yang menguping tanpa terkecuali,berarti berlaku juga untuk anak-anaknya.

"Berkas apa yang kau bawa?"tanya Mikaela menunjuk beberapa berkas yang Lacus bawa dengan dagunya.

"Oh ini,ini adalah berkas Hyakuya.Lupakan dulu berkas yang ku bawa sekarang mari kita berbincang."Lacus mulai duduk didepan meja Mikaela.

"Kau pikir daritadi kita saling berdiam?sudah katakan saja intinya."jawab Mikaela tak suka.

"Kau ini seperti wanita hamil saja sering marah-marah."lalu Lacus menyesap teh diatas meja yang sudah tersedia,entahlah itu milik siapa."Kau sudah tahu bahwa Yuu memimpin Iblis Bulan dan dia adalah dewan terpilih dari bangsawan Tepes?"ucap Lacus.

"Iya,dan dia menolak menggunakan nama Shindo."dan seketika kepala Mikaela dipukul oleh lembaran berkas yang cukup tebal oleh Lacus.

"Dimana otakmu?kau tidak juga tahu sejauh ini?"dan Mikaela menggeleng pelan,"Oh ya Tuhan,makanya jangan hanya Yuu saja yang ada dikepalamu!Ingat tujuanmu bung!"

"Jelaskan saja bahkan Yuu sampai detik ini tak mau bicara apapun padaku."kata Mikaela sedikit frustasi.

"Kau egois Mikaela,niat hati mengatasi masalahmu sendiri tapi kepalamu penuh dengan Yuu.Paman Saito sudah memprediksi hal ini,dan sekarang kau tak tahu apa-apa dengan realita yang ada."Lacus mengejeknya,dia kesal tapi apa yang temannya sejak kecil bicarakan itu memang benar adanya.

"Aku mohon ceritakan semua padaku,apapun yang ku ketahui ataupun tidak ku ketahui."akhirnya dengan enggan Mikaela memohon pada Lacus dengan wajah setengah hati.

"Aku kesal melihat wajahmu!!tapi baiklah kau dengarkan baik-baik..."sebelum memulai ceritanya Lacus menyesap kembali tehnya,"Yuu dia adalah anak yang memang para dewan Tepes cari sebelum kau lahir."baru cerita pertama dan Mikaela sudah shock mendengarnya.

"Apa maksudmu?"tanya Mikaela dengan raut wajah yang menegang.

"Dengarkan saja dulu,aku tidak akan meneruskannya jika kau tak bisa diam."ancam Lacus dan Mikaela memberi tanda mulutnya terkunci sekarang.

"Kau tahu sendiri bangsa kita menganut kepercayaan orang Yunani dimana ada sebuah ramalan yang menjelaskan bocah yang memiliki mata zamrud besar itu adalah awal dari sebuah akhir.Awal adalah perubahan yang kita mau dan akhir dalam mengakhiri ketamakan Hyakuya."ucap Lacus.

"Oh astaga...siapa yang meramal hal bodoh seperti itu?"tanya Mika pada Lacus.

"Bodoh?apa kau sedang mengatai keluargaku bodoh anak bodoh?"sekarang Lacus berdiri dari duduknya,"Jika memang begitu akan aku tarik keluar Yuu dari masalah ini!itu artinya dia juga harus keluar dari lingkup keluarga bodoh bangsawan ini!"dan kali ini Lacus berteriak membuat Mikaela sedikit tidak enak padanya,bukan begitu maksud pikirannya tapi apa yang ia ucapkan adalah kesalahan.

"Aku minta maaf,bukan begitu maksudku...kau tahu mungkin ramalan memang benar tapi ayolah itu bukan Yuu,jadi jangan melibatkannya dalam masalah keluarga ini.Aku telah menjadikan diriku kuat aku telah mencari banyak dukungan disana sini selagi aku akan melangkah anak itu merusak suasana hatiku,tolonglah jangan libatkan dia biar aku saja biar aku saja Lacus aku tidak mau Kureto melakukan hal buruk padanya aku tidak mau sesuatu yang tak terpikirkan akan terjadi begitu saja,biar aku saja..."dimata Lacus,Mikaela benar-benar putus asa.Sahabatnya ini terlalu mencintai Yuu bahkan dia tahu bagaimana perjuangan Mikaela untuk mengembalikan sebuah kehidupan normal pada keluarganya.Tapi apa yang terjadi jauh dari apa yang ia rencanakan.

"Maafkan kami,tapi Yuu adalah keyakinan untuk keluarga Tepes semenjak Ayahmu menemukannya.Hyakuya harus kita habisi Mika...atau mereka akan terus mempersulit kehidupan Ayah Ibumu dan dirimu sendiri tentu saja,dan Yuu adalah orang yang tepat untuk memulainya."

Menanggapi ucapan Lacus,Mikaela hanya diam menatap Lacus.Beberapa saat mereka berdua terdiam tak ada yang memulai juga dalam percakapan,mereka tetap saling pandang dengan diam.Sampai akhirnya Mikaela menyerah.


"Kau benar-benar teman yang brengsek,kau malah diam saja ketika aku butuh kata-kata penyemangat darimu."ucap Mika sambil terus memandang Lacus.


"Oh benarkah?aku kira kau mengajakku bermain mata."ucap Lacus sambil menyerahkan dokumen yang tadi ia bawa.


"Dasar gila."













>>>>>




- Hai maaf buat yang nungguin cerita ini,aku sedang sibuk banget sampek ga bs up dalam waktu lama,sekali lagi maaf 🙏 semoga tidak lupa sama ceritanya ya 😁

RED BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang