Ashera dan Saito bertarung tanpa senjata sekarang,mereka imbang walaupun tubuh Ashera lebih kecil dan pendek dari Saito.Rasa kesal penuh amarah yang membuncah didada Ashera ia lampiaskan hari itu juga,Krul sudah berhenti menangis dia menenangkan diri sebentar sebelum dia menghadapi kakak yang selama ini ia harapkan.
"Minggir Saito!Biar aku saja yang menghabisinya!Aku bersumpah padamu Ashera,jika kau tak kembali untukku aku akan membunuhmu beserta para Hiiragi keparat itu!"kemudia Krul mengeluarkan senjatanya dan menembaki Ashera.
Ashera bersembunyi menghindari kegilaan Krul,adiknya benar-benar kejam bukan seperti adik kecilnya yang manis yang selalu manja padanya dulu.
"Hentikan Krul!!!"teriak Saito dan menendang tangan Krul sampai senjata terlepas dari tangannya.
"Kau tak bisa membunuh Ashera seperti itu!!Kita harus membawanya dihadapan para Hiiragi."ucap Saito lagi.
"Aku tidak peduli akan kubawa dia seperti apa!!entah dalam keadaan hidup maupun sudah menjadi mayat sekalipun!"Krul melangkah maju dan memutar matanya mencari keberadaan Ashera yang masih bersembunyi."HEI ASHERA!!KALAU KAU TIDAK KELUAR JUGA KULEDAKKAN TEMPAT INI HINGGA TUBUHMU HANCUR BERKEPING-KEPING!!KELUAR KAU!!"ashera tak habis pikir,sampai mana Krul yang dulu begitu lembut dan penurut sampai bisa pada titik terkejam sekarang ini.Dan Ashera penasaran bagaimana bisa adiknya itu menakhlukkan para bos mafia dan juga menjadi pemimpin tertinggi Kartel di ufuk barat.
Ashera menyerah,dia penasaran dengan adiknya dia ingin sedikit mempercayai Krul walau tak ia pungkiri rasa sayang untuk Krul masih ada,dan rasa rindu untuk Krul masihlah begitu besar.Ashera keluar dari persembunyiannya dan menghadap Krul menuju adiknya yang sudah bersiap dengan senjatanya,mata Krul begitu tajam dan bengis seperti bukan Krul dia mendekat dan berdiri tepat didepan senjata Krul.
"Kenapa kau bisa seperti ini?"tanya Ashera dengan raut wajah yang sedih melihat adiknya diusia yang tak lagi muda namun masih terlihat seperti usia 25tahun,sangat cantik adiknya itu sangatlah cantik.
"Kau,kau adalah alasan bagiku untuk semua ini.Aku benar-benar ingin meledakkan kepalamu yang bodoh itu Ashera."kata Krul masih dengan ekspresi yang sama.
"Krul..."ucap Ashera,dan ia mendengar Krul menarik pelatuknya membuat Ashera terdiam kali ini.
"Aku sudah katakan padamu,aku tahu semua apa yang kau lakukan.Aku bahkan diam ketika kau menggerakkan mereka dibalik persembunyianmu yang aku tak tahu dimana.Tapi aku tidak terima Hiiragi menghianatimu,aku tak terima karena Hiiragi ingin menyingkirkanmu dengan para mafiamu sendiri Ashera!!Aku sudah berkorban banyak untukmu bahkan kehidupanku untuk menjadi seorang Ibu bagi Mikaela benar-benar aku relakan,tapi Hiiragi menghianatimu Ashera!!Mereka ingin gelar bangsawan dengan harta melimpah,mereka ingin menendangku dari Jepang bersama Saito dan anakku,mereka ingin membunuhmu untuk bisa itu semua!!KAU PAHAM ASHERA KAU PAHAM???"teriak Krul sekencang-kencangnya,Ashera menangis betapa tak tahu dirinya ia sekarang.
"Krul...aku..."
"KAU KAKAKKU!!JANGAN KATAKAN APAPUN,SEKARANG KAU IKUT DENGANKU ATAU KU BUNUH KAU SEKARANG JUGA!!"teriak Krul kembali.
"Seluruh Bangsawan Tepes menunggumu Ashera,bahkan Krul dia menunggumu dengan merusak hidupnya bahkan Mikaela putra kami satu-satunya hidupnya menyedihkan Ashera."kata Saito mendekati Ashera.
"Mikaela Shindo?Ayah dari bocah yang aku tangkap tadi?"tanya Ashera.
"Ya.Mikaela Shindo namanya,dia memiliki namanya sendiri karena tak mau menjadi seorang bangsawan yang mengenaskan.Bahkan dalam hidupnya yang buruk dia menemukan cinta dan kebahagiaan pada seorang laki-laki bernama Yuuichiro,kau tahu maksudku Ashera?"tanya Saito kembali pada Ashera.
Hati Ashera hancur mendengar kenyataan tentang adik yang ia sayangi dulu hidupnya berantakan karena dia,Ashera semakin melangkah maju menurunkan senjata Krul dan dia mendekap adiknya dengan perasaan rindu.Apa yang selama ini ia pikirkan,kenapa dia membencinya Krul hanya karena sebuah gelar.
"Krulie maafkan aku."Ashera terisak dan semakin mendekap erat Krul dalam dekapannya.
Krul tak membalas pelukan Ashera,dia hanya menangis seperti anak kecil.Baginya ini sudah cukup,Ashera kembali padanya dengan cukup mudah adalah kebahagian yang tak ternilai bagi Krul.Dia bersyukur karena sang kakak masihlah menyayanginya masihlah ada rasa rindu untuk dirinya,namun ia sadar selama ini pastilah Ashera juga terluka karena kesalahpahamannya sendiri.
"Ikut denganku Kak,aku mohon ikut denganku."ucap Krul dan Ashera mengangguk.
Saito tersenyum dan segera menghubungi Ferid keadaan mereka,namun setelah balasan dari Ferid ia terima raut wajahnya mulai menegang."Krulie,lebih baik kita cepat menyusul Putramu."ucap Saito.
"Mikaela?ada apa dengannya?"kata Krul.
"Dia mendatangi Hiiragi dengan semua anak buahnya,Yuu juga anak-anaknya."kata Saito.
"Oh astaga!Bocah itu benar-benar tidak tahu instruksi.Kakak,ikut dengan kami."teriak Krul,dan mereka segera menuju tempat Mikaela berada.
>>>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
RED BLOOD
General FictionCerita ini hanya fiksi belaka karena author gabut,plis chek gak suka boleh bye-bye.