"Yuu."ucap Lest Karr setelah Yuu keluar dari kamar Mikaela dengan menangis,wajah itu menandakan betapa sakit hatinya kali ini.
Yuu masih menangis dengan sesenggukan dengan memandangi satu persatu orang disana,Akane melangkah maju memeluknya dan menuntunnya menuju kamar tamu yang kosong.Sedangkan Urd Pamannya dia masuk kekamar Mikaela guna bertanya apa yang terjadi pada keponakannya ini.
Dikamar tamu Yuu duduk ditempat tidur menenggelamkan wajahnya pada bantal dipangkuannya untuk meredam raungan tangisannya.Bukannya dia malu,hanya saja dia ingin meluapkan sakit hatinya dengan cara itu.Akane tetap setia memperhatikannya disampingnya,sambil mengelus punggung Yuu pelan untuk menenangkannya.
"Yuu-chan?bisakah kau hentikan sebentar tangisanmu?Aku ingin menjadi orang yang bisa kau andalkan dalam mengurangi bebanmu,jadi aku mohon hargailah aku disini."kata Akane tetap mengelusnya.
Yuu mulai tenang dan menghapus tangisnya dengan bantal yang ia pegang,lalu ia memperhatikan Akane."Maaf Akane-chan."dan Akane tersenyum lembut padanya.
"Kau bisa membagi sakitmu denganku Yuu."kata Akane lagi.
"Tapi Akane,ini sakit sekali,Mika melukaiku."Yuu menjawabnya dengan linangan airmata dan suara serak yang tertahan.
"Minumlah,tenangkan dulu dirimu dan berceritalah padaku."Akane menyerahkan secangkir teh hangat pada Yuu,dan Yuu menerimanya."Sekarang berceritalah."
Yuu menatap Akane dengan segala kesedihan dalam hatinya,"Mika tidak ingin melihatku setelah selama kurang lebih 7 tahun lamanya aku berjuang demi membebaskannya dari masalah keluarganya."Yuu memalingkan wajahnya pada pemandangan diluar kamar tersebut."Aku bukan siapa-siapa di sini Akane,bahkan sampai saat aku pergi dari Mika 7 tahun yang lalu aku tidak tahu apapun tentang masalah yang Mika hadapi.Aku tambah tersesat dalam pikiranku saat Mikaela menceritakan sedikit masalahnya,hingga saat Paman Urd datang padaku dan menceritakan segalanya aku bersedia sebagai penolong yang telah mereka ramalkan."
Yuu turun dari tempat tidurnya menuju pintu kaca besar yang menuju balkon kamar,"salahku dimana Akane?aku ingin melindunginya karena aku benar-benar mencintainya."Yuu mulai membuka pintu itu dan berdiri dibalkon dengan menatap ke langit.Akane mengikutinya dan berdiri disampingnya,menatap Yuu dengan kasihan.
"Aku berlatih dengan keras,aku bahkan bertekad menemui Narumi dan para petinggi iblis bulan untuk menghabisinya dan mengambil alih kedudukan mereka,bahkan aku hampir mati waktu itu."Yuu mulai berpindah posisi,dia duduk bersandar pada pagar kaca balkon kamar.
"Aku pula yang menghabisi para antek Hiiragi dan menggagalkan segala transaksi atas nama Hyakuya,aku sudah menyingkirkan mereka semua Akane untuk Mika,aku mengorbankan hidupku untuk Mika,aku menahan rinduku padanya aku tak bisa menyentuhnya aku tersiksa Akane aku tersiksa."Yuu menangis lagi,dan itu membuat Akane juga ikut menangis."Tapi beginilah balasannya."dan seketika Yuu menunduk.
"Dari segala pengorbananmu ada satu kesalahan kecil yang begitu besar pengaruhnya Yuu."ucap Akane menatap Yuu dengan derai airmata.
Yuu menatapnya dengan bingung,"Kau tidak membicarakan itu dengannya,kau mengatasi segala mara bahaya tanpanya,dia suamimu dan kau tak menghargainya."lanjut Akane.
"Bukan begitu maksudku Akane,aku ingin membuat Mika bangga denganku dan memberikan hadiah kebahagiaan padanya,aku...."
"KAU TIDAK MENGHARGAINYA YUU-SAN!!"Yuu terdiam,tubuhnya bergetar dan dia memilih menunduk sekali lagi.Yuu paham benar disini dia bersalah tapi tujuannya adalah kebahagiaan Mika.
"Bagaimana pun juga Mika sudah merasakan kepahitan dalam hidupnya saat ia masih kecil,dia berusaha sejauh ini untuk tujuan utamanya tapi kau maju sendirian dan melupakan kerja keras Mika membangun klan nya sendiri untuk menghabisi musuh-musuhnya.Kenapa kau tak bertanya pada suamimu,kenapa kau melakukan semua itu seakan-akan kau paling benar Yuu?"Yuu mengerti maksud Akane,dia mengerti bahwa selama ini ialah yang paling egois dalam hubungannya dengan Mikaela.
"Maaf,aku tidak membela Mikaela karena dia kakakku.Tapi aku membelanya karena aku tahu bagaimana dia,dan aku juga sangat sedih merasakan deritamu ketika kau berjuang sendirian Yuu."Akane mendekat pada Yuu dan memeluknya.
"Kau adalah segalanya bagi Mikaela tapi bukan berarti kau bisa seenaknya menjajah kehidupannya walau tujuanmu sangat baik,kau mengerti maksudku?"dalam pelukan Akane Yuu menganggukkan kepalanya,dia mengerti sekarang seharusnya dia membicarakan ini pula dengan Mikaela.
"Aku ingin bertemu dengan Mika,Akane-chan."
"Temuilah,dia adalah orang dengan maaf yang sangat luas."jawab Akane melepaskan pelukannya pada Yuu.
Yuu menghapus airmatanya dan mulai berdiri,dia ingin menuju kamar Mikaela.Sesampainya didepan kamarnya,Yuu ragu-ragu mengetuk pintunya tapi kenapa harus mengetuk pintunya?bukankah ini juga kamarnya?begitu pikirnya,tapi demi merubah sikap dia memilih mengetuk pintunya terlebih dahulu dan sudah ia lakukan.
>>>>>
Selamat pagi...aku janji up 3 chap langsung ya...aku up 2 dulu,yang satunya ntar sore aja 😉 ok....selamat membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
RED BLOOD
General FictionCerita ini hanya fiksi belaka karena author gabut,plis chek gak suka boleh bye-bye.