Mikaela dengan teliti membaca berkas-berkas milik Hyakuya,banyak kejanggalan disana.Raut wajahnya sudah mulai menegang.Namun Lacus sangat amat santai melihatnya,apakah karena dia terlebih dahulu mengetahuinya begitu pikir Mikaela.
"Kenapa property milik ibuku diatasnamakan Kureto?kenapa pemegang kekuasaan adalah dia?ini adalah milik ibuku!Bahkan jika disini tertulis nama Saito,aku tetap tidak terima!"Mikaela mulai emosi namun Lacus tertawa.
"Sungguh merepotkan,kau selalu begitu Mika....lihat dulu berkas kedua."Lacus menunjuk salah satu berkas yang belum Mikaela buka,dengan tatapan tajam Mikaela mencebik kearah Lacus dan dia mulai meraih berkas itu dan membacanya.Setelah beberapa menit kemudia wajahnya terlihat kebingungan.
"Ooo sekarang kau terkejut?"Lacus tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Mikaela."Oh ayolah Mika,ramalan keluargaku tak pernah salah bukan??jika begini bisa-bisa kau berubah menjadi seorang submissive dari dominan Yuuichiro Amane bukankah begitu Mikaela Amane?"dan Lacus meneruskan tertawanya.
"Shut up!"Mikaela menahan malu dan emosi secara bersamaan,bagaimana bisa dia kalah akan sepak terjang Yuu?Yuu adalah istri disini tapi dia lebih mendominasi sekarang dan Yuu sudah memperjuangkan apa yang seharusnya milik Ibunya.Bukan seperti dirinya,menghabiskan waktu menangisi Yuu,merindukannya tanpa henti,melihat galery yang isinya adalah Yuu,oh Ya Tuhan dia benar-benar submisive sekali selama ditinggal Yuu bekerja dibawah naungan Tepes.
"Mika,jangan pikirkan apapun,sekarang para Hiiragi itu sudah lenyap begitu banyak karena Yuu...tinggal Hiiragi yang berada di tembok raksasa itulah yang harus kita hancurkan."kata Lacus.
"Putraku sudah memiliki bukti bahwa Hyakuya milik Ibuku yang adalah Tepes,Hyakuya bukanlah bangsawan sebenarnya dan para Hiiragi sialan itu mereka harus disiksa sebelum menemui ajal mereka."ucap Mika.
"Chika?dia adalah pemuda yang hebat dan tampan,tapi sayang sekali masa remajanya ia habiskan dengan masalah pelik berujung tumpul seperti ini."
"Diamlah,untuk beberapa saat nanti aku akan mengirim mereka kembali ke Thailand.Aku Daddy mereka dan aku tahu apa yang terbaik untuk anak-anakku."Mikaela menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi miliknya dan menatap langit-langit ruangan tersebut,"Mana mungkin aku membuat cerita yang sama untuk anak-anakku Lacus."dan Lacus yang melihat itu cukup paham dan menganggukkan kepala serta tersenyum.
*****
Markas Mafia Iblis Bulan,pria berparas cantik,tampan serta imut itu meraung-raung dimeja kebesarannya seperti bayi,ya dia Yuuichiro Amane yang dibicarakan oleh dua pria diberbeda tempat bahwa dia mendominasi pasangannya sekarang.Tapi apakah seperti ini sifat seorang dominan?
"Aku ingin libur Paman!Aku rindu Mika,Chika,Yumi,Miyu,Michi,Ayah juga Ibu....tolong biarkan aku pulang,aku tak tahan berada dimarkas sialan ini!"kata Yuu sambil menangis dan berteriak melalui telpon.
"Sabarlah sebentar Yuu,2 hari lagi ok?kau harus menyelesaikan masalah Aoi terlebih dahulu."ucap Urd ditelpon yang terdengar pula oleh Guren yang duduk didepan Yuu sambil mengawasi anak itu dengan heran.
"Serahkan saja pada Mika!!Kau tak tahu betapa lelahnya aku Paman!!"kata Yuu.
"Kau lelah menunggu cumbuan dari suamimu!"ucap Guren dengan sinis.
"Gross!!"Yuu membentak Guren karena berbicara dengan tidak sopan,tapi ayolah memang begitu kenyataannya.
"Kalau memang begitu...Guren..."ucap Urd ditelpon yang sedang di Loudspeaker itu.
"Yes boss!"Guren menjawab dengan semangat.
"Panggil Mikaela datang ke markas jangan sampai keberadaannya diketahui oleh Hiiragi,biarkan dia mencumbu Yuu."perintah Urd dan mendapat jawaban yang semangat dari Guren.
"Astaga!Bisakah kalian tidak berbicara seperti itu?itu memalukan!Benar-benar memalukan!"protes Yuu sambil menghentakan kakinya,Guren yang menatapnya tidak percaya pada makhluk manis didepannya ini.Berapa umurnya sih,kenapa setua ini dia sangat menggemaskan seperti balita?itulah pikiran Guren.
"Diam saja kau!pokoknya lakukan tugasmu,jika kau gagal ucapkan selamat tinggal pada rumahmu Yuu."seketika telpon dimatikan dan Yuu berteriak frustasi.
"Sudahlah istirahat dulu,jangan dipikirkan."lalu Yuu berdiri menuju kekamarnya dimarkas ini,"Apa kau mau ku buatkan susu?"ucap Guren lagi.
"Tidak perlu,aku hanya butuh tidur siapa tahu ketika aku bangun ada dipelukan Mika."setelah itu Yuu pergi menghilang kekamarnya meninggalkan Guren yang tersenyum.
"Akan aku kabulkan Yuu."ucap Guren setelah itu.
>>>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
RED BLOOD
General FictionCerita ini hanya fiksi belaka karena author gabut,plis chek gak suka boleh bye-bye.