Urd memasuki kamar Mikaela kali ini,dia melihat keponakannya itu diatas tempat tidur mengubur diri dalam selimutnya.Urd berjalan mendekat dan berdiri disamping ia tertidur.
"Buka selimutmu anak nakal."ucap Urd pada Mikaela namun tak ada respon apapun pada Mikaela.Akhirnya Urd meraih selimut itu dan membukanya,dia mendapati Mikaela dengan mata yang tertutup."Bocah ini benar-benar....buka matamu Mikaela akhiri pura-pura tidurmu.Paman ingin bicara padamu."
Beberapa detik menunggu Mikaela tetaplah begitu membuat Urd harus benar-benar bersabar,"Baiklah jika kau tetap menutup matamu kuharap kau tidak menutup matamu selamanya."seketika Mikaela membuka matanya dan menatap sinis Pamannya.
"Kau mendoakanku?"tanya Mika pada Pamannya.
"Tentu saja tidak.Mika,aku tidak suka berbasa-basi aku akan mengatakan sesuatu pada intinya dan kau pikirkan sendiri."Mika sudah terbiasa dengan ucapan kaku Pamannya tapi kali ini ia serasa tak mau mendengar."Jangan sakiti Yuu,jangan membuatnya menangis,dia sudah berkorban banyak untukmu Mikaela."
"Bagaimana dengannya yang menyakitiku?apakah boleh?Apakah dia datang pada Paman dan keluarga Tepes di Rusia adalah perintahku?apakah aku yang meminta?"ucapan Mikaela sedikit berteriak.
"Tapi akulah yang memintanya Mika,dan akulah yang mengatakan padanya agar diam tak memberitahumu apapun sampai saatnya tiba."ucap Urd merasa sedikit bersalah pada Mikaela.
"Kenapa Paman lakukan itu?Paman tahu aku dan Yuu sudah menikah!!Yuu adalah hakku dia tanggungjawabku!!Tapi dia pergi dariku tanpa kabar apapun,dan...dan lihatlah apa yang ia lakukan selama ini?!"Mika tambah berteriak kesal pada Pamannya.
"Aku disini mengkhawatirkannya,memikirkannya,menebak-nebak masih hidupkah ia,apakah para musuhku menculiknya,atau apalah segala kekhawatiranku padanya.Hingga aku nyaris gila dan tak berguna."Mika menangis sekarang.
"Mich,sudahilah marahmu,aku tahu bagaimana perasaanmu tapi aku tahu juga bagaimana maksud Yuu mau melakukan hal itu.Intinya kalian berdua sama-sama saling ingin membahagiakan dengan cara kalian masing-masing dan saling melindungi dengan cara masing-masing pula."Lest Karr mendekati Mika dan mengelus kepalanya lembut.
"Kau benar Lest,tapi entah kenapa hatiku sakit seperti dikhianati oleh Yuu."ucap Mikaela.
"Kukira itu bukan salahnya,kau yang dari awal tidak pernah bercerita padanya tentang semua tujuanmu.Kau hanya menceritakan inti masalahmu padanya,mungkin dia berfikir dia akan melakukan apapun demi kau bahagia dan membebaskanmu dari gelar bangsawan.Dan jangan lupa Yuu memanglah istrimu,tapi dia adalah lelaki dan bukan laki-laki banci."ucap Lest Karr lagi.
Mikaela tersenyum kaku,"Ya aku yang salah,tidak berfikir sejauh itu.Dan membiarkan kegelisahan memakan pikiranku sampai aku sendiri tidak bertindak apapun."
Lest Karr menatap datar pada Mikaela,dalam fikirannya bagaimana bisa ada manusia sebuta itu oleh cinta?Mika dan Yuu adalah kisah nyata yang dalam pandangannya namun bagaikan fiksi dalam benaknya.Dia jadi ingin seorang pendamping yang akan selalu merindukannya,mencintainya dan mendambakannya seperti Mika terhadap Yuu ataupun sebaliknya.Tapi kemanakah ia harus mencari???
Lupakan lamunan konyolnya ini,seseorang mengetuk pintu kamar Mikaela berkali-kali tapi tak juga segera menampakkan dirinya."Hei kau,masuk saja."teriak Lest Karr.
Dan seseorang itu masuk dengan perlahan sambil menundukkan kepalanya,itu Yuu dengan melangkah hati-hati berdiri di depan tempat tidur Mikaela.Lest Karr memperhatikan Yuu,bagaimana bocah itu bersikap manis dan menggemaskan ketika bersama Mikaela tapi akan menjadi kebalikannya ketika ia sendiri dan lain halnya ketika ia bersama anak-anaknya.
"Mika...aku ingin mendekat."ucap Yuu masih menunduk sambil memainkan jarinya,ya Tuhan berapa usianya?kenapa Yuu tampak menggemaskan?ini bukan berarti Lest Karr naksir Yuu atau tertarik padanya,ini hanya pandangannya saja.
"Kemarilah Yuu-chan,aku ingin memelukmu."dan begitulah kata Mikaela membuat Lest Karr mengalihkan pandangannya,Mika yang sok tersakiti tadi ada dimana?Mika yang berteriak marah tadi sedang kemana?bisa-bisa dia berubah secepat itu menjadi lembut pada Yuu.
"Umm...Tuan Urd,bagaimana jika kita tinggalkan mereka dan kita minum teh bersama?"usul Lest pada Urd dan mendapat anggukan darinya.
"Baiklah kalian berdua,selesaikan masalah kalian secepatnya,tugas kita masih banyak.Aku tidak ingin ada airmata setelah ini,permisi."kemudian Lest Karr berlalu bersama Urd meninggalkan Mika dan Yuu.
Yuu mendekat kearah Mikaela dan memeluknya erat-erat,dia hanya menumpahkan rasa rindu yang terpendam.Rindu akan bersamanya dengan waktu yang lama,bukan karena bertemu sebentar dan mementingkan pekerjaan.Yuu akan terus bertemu dengan Mikaelanya mulai saat ini,karena sudah tidak ada lagi alasan waktu yang singkat untuk bertemu yang ada adalah bertemu selamanya sampai ajal menjemputmereka.
>>>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
RED BLOOD
General FictionCerita ini hanya fiksi belaka karena author gabut,plis chek gak suka boleh bye-bye.