Haiii semua, apa kabar....
Ada yang kangen Nathan-Alya gaa:(
Ngga ada ya? Kalian teh terlalu cepat melupakan Alya
Huhhhhhhhhhhhhhhh
Udah Thor, jangan ngebacot!
Part apa ini??
Baca aja lahh, aku juga males jelasin
Cinta itu jebakan, nyatanya hanya sebuah dendam yang membara
================================"Gimana rasanya, hmmm?" Nathan berjongkok, menyamai tinggi lawan bicaranya yang sudah terduduk di lantai
Gadis itu tersenyum tipis, seolah mendapatkan perhatian "Aku baik-baik aja, Nath" jawabnya. Membuat Nathan lagi lagi kecewa
"Mau sampai kapan kamu pura-pura kuat kayak gini ha?? Nggak capek?
"Dan mau sampai kapan kamu pura-pura nggak peduli kayak gini?"
Melupakan sebuah dendam yang sudah melekat di otaknya mudah saja, yaitu dengan menyaksikan kehancuran Alya tepat di depan matanya. Namun sialnya Gadis itu selalu terlihat baik-baik saja.
Perasaan dendam itu selalu mendorongnya, bahkan tanpa dia sadari semuanya sudah terlalu jauh
Hingga di malam tak terduga itu, Nathan benar-benar kehilangan kendali. Dia bukan hanya menghancurkan hati yang sudah terluka, melainkan menghancurkan sebuah masa depan Alya. Orang yang dia benci sekaligus dia cintai.
Lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Akankah keadaan berbalik?
Apakah Nathan akan memohon maaf seperti yang selalu Alya lakukan?
Dan akankah Semua itu belum terlambat?Paham atau kepo nih?
Sumpah yang nulis belum rela kalau cerita ALYA bener-bener tamat
Jadi...
Aku mutusin buat bikin cerita kelanjutan mereka.
Ada yang nungguin kisah mereka berdua kah?
Sambil nungguin ”ALYA2” Yang judulnya masih dirahasiakan, lebih baik kalean mampir dulu ke cerita baruku ”LIVING WITH YOU”
"Lo mau kemana?"
"Vio?"
"Perlu gue anter ngga?
"Jangan pulang lama lama"
"Jangan terlalu dingin juga. Gue gampang pilek, Viona!" _Araga Dirgantara
"Cowok gila!"
Mampir ngga?
Mampir ngga?
Mampir lah, masa Ngga!Jangan lupa vote, comment, Dan follow okee?
Sekian dan terimakasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...