Jam Sudah menunjukan pukul dini hari, tapi seorang gadis masih terjaga di atas ranjang dan selimut tebalnya. Berguling kesana kemari, masih belum bisa menutup matanya
Merasa kesal dengan aksinya yang tidak membuatnya tidur, Alya meraba ponselnya yang dia letakkan di laci sebelah ranjangnya
"Lahhhh ini ponsel siapa! Perasaan ponsel gue warnanya item, Kenapa jadi biru Dongker gini!" gumam Alya, membolak balikkan ponsel yang di pegangnya
Alya mengganti posisinya menjadi duduk bersandar di sandaran ranjang
Membuka ponsel tersebut dan hal pertama yang dia lihat adalah foto dirinya yang dijadikan sebagai wallpaper layar utama namun dengan gaya rambut yang berbeda
Jadi ini ponsel dia?
Dan ponsel gue di dia? Alya menyadari ponselnya yang tertukar dengan ponsel Ayla dijalan tadi.
Emang bener bener mirip sih!gumamnya lagi. Memandang layar ponselnya lebih lama
****
Alya dan Arya tengah duduk dimeja makan menunggu makanan dari Iren yang masih disiapkan di dapur
Alya merasa jenuh, melirik Arya yang tengah serius membaca koran di tangannya
"Pah?"
Arya menjauhkan koran dari wajahnya, menatap anak kesayangan nya
"Kenapa sayang? Keliatannya ada yang mau kamu tanyain?" Arya membaca gelagat Alya yang terlihat kebingungan. Tidak biasanya gadis itu selalu diam
Alya menggeleng, merasa ragu dengan pertanyaaan yang akan dia ucapkan.
"Apa yang kamu pikirin, ha?" tanya Arya lagi
"Apa....aku punya saudara kembar?" Terlihat, dari wajah Arya, ayahnya itu terkejut dengan pertanyaan Alya. Wajahnya berubah seketika
"Kamu bicara ...
Crang...Arya dan Alya langsung membalikan tubuhnya, terkejut mendapati Iren yang baru saja menjatuhkan piring-piring makanan.
Iren membeku ditempatnya. Menatap kedua orang didepanya dengan tatapan kosong
"Mamah!"
Arya langsung bangkit dan menghampiri Iren. Dia sangat khawatir melihat istrinya yang Masih syok
"Pah"
"Kamu tenang dulu ya, ayo kita duduk" Arya menuntun istrinya agar duduk
"Alya Kenapa kamu nanya seperti itu?" tanya Iren langsung. Duduk di depan Alya
Alya menatap Arya sejenak, bingung harus berbuat apa. Dan ayahnya menggeleng, memberikan isyarat untuknya tidak berbicara
"Alya?"
"Ngga perlu di Inget inget lagi ya" Arya menyentuh pundak istrinya. Seolah menyuruhnya untuk tetap tenang.
"Alya jawab mama!"
Alya menelan salivanya kasar, baru pertama kalinya dia melihat wajah sang ibunya yang terlihat marah dan ketakutan
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...