"Lo pantes dapetin semua itu!" Senyum sinis di wajah Celine tergambar jelas melihat Nathan menarik paksa tangan Alya agar mengikuti langkah laki laki itu
Kedua temannya yang duduk di samping Celine pun merasa bingung kenapa gadis itu tidak bertindak hanya diam dan menyaksikan dari jauh
"Celine, lo ga mau liat mereka berdua?" teman satunya angkat bicara.
"Gue kira drama tadi pagi udah selesai, eh ternyata belum...." ucap teman Celine yang satunya lagi menggelengkan kepalanya
Senyum sinis semakin mengembang di wajah Celine. Dia tidak menjawab apa-apa, pandanganya masih tersita pada Nathan yang membawa Alya dengan langkah lebar dan tatapan menakutkan
Sementara Nathan dia masih menarik tangan Alya melewati koridor hendak membawanya ke gudang tempat biasa. Tempat yang tidak mudah dijangkau orang orang
Dobrak!!!
Dengan sekali tendangan, pintu gudang terbuka lebar. Nathan menghempaskan dengan kasar tubuh Alya hingga tanpa sengaja membuat gadis itu hampir membentur rak yang sudah tidak terpakai didepanya
Alya memegang dada sebelah kirinya yang sempat merasa sakit. Dia menengok ke Nathan yang sedang menutup pintunya.
"Apa mau kamu Nath?" tanya Alya. Menatap takut takut Nathan yang berjalan semakin mendekatinya.
Alya menelan salivanya kasar mencoba melangkah mundur. Namun semua sia-sia karena belakang kakinya sudah bersentuhan dengan rak di belakangnya
"Tatap aku!" titah Nathan saat gadisnya mencoba menghindari tatapannya
"Aku bilang tatap aku, Alya!!"
Seketika suara Nathan meninggi. Laki laki mendongakkan wajah Alya agar menatapnya
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Nathan kembali menurunkan suaranya
"Kamu nggak berhak buat nanya seperti itu Nath. Inget, hubungan kita udah berakhir!" Alya menatap berani kedua mata Nathan
"Coba ulangi sekali lagi!" pinta Nathan. Mencoba menahan emosinya yang akan meledak.
"Hubungan kita sudah berakhir. Aku bukan lagi pacar kamu, begitu pun sebaliknya!!!"
"Jadi berhenti urusi kehidupan aku!"
PLAKK!!!!
Wajah Alya terhempas ke samping, gadis itu sempat membeku di tempatnya. Lalu memegang pipi kirinya bekas tamparan laki-laki di depannya. Tanpa sadar air matanya turun begitu saja, dan cepat-cepat ia langsung menghapusnya
Nathan melangkah mundur memandang tangan kanannya. Dia tak percaya bahwa tangan sendirinya lah yang melakukan itu kepada Alya
"Al, aku..."
"Tampar aku sepuas yang kamu mau. Kalo emang itu bisa nyembuhin rasa sakit yang ada dalam hati kamu karena penghianatan aku" teriak Alya dengan wajahnya yang memerah
Nathan yang hendak meminta maaf karena ketidak sengajaannya menampar Alya pun mengurungkan niatnya mendengar penjelasan Alya yang lagi lagi membuat hatinya sakit
Dugh!!
Tak!!
Bugh!!
Nathan memukul barang-barang yang ada di dekatnya, kursi-kursi yang hampir rusak ia tendang ke segala arah hingga tak berbentuk. Bukan hanya itu, Nathan juga terus meninju tembok di depannya demi melampiaskan semua amarahnya
"Nathan stop!!" teriakk Alya menghentikan tangan Nathan yang kembali ingin meninju tembok. Alya melirik kedua punggung tangan Nathan yang sudah memerah dan berwarna biru
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...