Alya menikmati lagu dari benda yang berputar itu. Telinganya Mencoba memahami bait demi bait lirik yang terdapat di lagunya. Matanya selalu memandangi musik box pemberian Nathan di atas meja belajarnya. Sesekali ia menyunggingkan kedua sudut bibirnya membayangkan waktu Dimana Nathan yang memaksanya untuk masuk ke toko hiasan dan membelikannya musik box yang menurutnya sangatlah lucu itu. Semua momen-momen indah bersama laki-laki itu kembali Terputar di otaknya begitupun dengan kejadian 2 hari lalu yang membuat senyum di wajahnya pudar seketika
Lagu berhenti dan Alya membawa benda itu didepan dadanya. Tanpa sadar menekan tombol rekaman pada benda yang dipegangnya "Maafin aku Nath,...." lirih Alya memandang benda tersebut seakan benda itu bisa menyampaikan permintaan maafnya pada Nathan
Alya kembali meletakkan musik boxnya di atas meja.
"Aku tau kamu kecewa dan terluka karena pengakuanku yang selingkuh bersama Rafael. Semua itu palsu, ga bener! kamu tau itu kan?..... Mana mungkin aku mencintai laki laki lain apalagi sampai selingkuh"
"Aku janji ini yang terbaik buat kamu. Aku ga mau suatu saat kamu merasa sangat kehilangan. Tujuan aku hanya satu Nath....Buat kamu bahagia. Meskipun kamu sekarang benci aku tapi aku yakin, dengan kebencian itu kamu akan lupain aku dan semua kenangan kita. Meskipun ini berat buat aku... Aku akan lakukan demi kebahagian kamu Nath" lirih Alya. Gadis itu menghapus sudut matanya yang berair
Alya membuka laci didepanya. Mengeluarkan amplop putih yang bertulisan RS dan nama dirinya yang bercetak tebal
"Aku juga sakit Nath! Aku terluka liat kamu hancur tapi semua itu aku harus lakuin" Alya mengertakkan giginya menahan tangis
"Karena lo semua harus begini. Karena lo gue harus jadi orang jahat sedunia. Dan karena lo.... hidup gue hancur!!" teriak Alya. Air matanya kali ini lolos, jatuh mengenai dua pipinya.
Amplop yang Alya pegang kini sudah Alya sobek sobek dengan emosi yang ada didalam hatinya. Gadis itu tak bisa lagi menahan semua perasaan yang ada di dalam hatinya. sedih, kecewa, merasa bersalah dan Benci pada dirinya sendiri. Semua dia luapkan saat itu juga
"Maaf...." sendu Alya menjatuhkan kepalanya dan kedua tangan yang memukul-mukul meja belajarnya.
"Kamu berhak bahagia bersama yang lainnya. Aku ga pantes buat kamu"
"Alya?"
Tok tok
Alya menegakkan tubuhnya. Ia buru-buru menghapus air matanya mendengar panggilan Ayla dari luar pintu kamarnya
"Masuk aja ga dikunci!" teriak Alya merapikan rambut dan wajahnya seolah tidak terjadi apa-apa. Ayla gak boleh curiga!
"Kenapa?" tanya Alya ketika kembarannya itu sudah berdiri di depannya
"Kamu ngga sekolah?" tanya Ayla memperhatikan pakaian Alya
Alya menggeleng, mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang "Gue di skors"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...