Happy reading All!!
Seorang laki laki berdiri di depan cermin besar kamarnya, berpakaian rapih dengan seragam sekolah yang melekat pada tubuhnya.
Kedua sudut bibirnya terangkat sembari meraba luka di pelipisnya.
Senyumnya pudar ketika dia menyadari sudah waktunya harus pergi ke sekolah secepatnya. Melirik jam di pergelangan tangannya sekilas, laki laki itu langsung melangkah keluar membawa tasnya.
15 menit kemudian, motor ninja berwarna biru itu sudah terparkir rapih di SMA Garuda. Sang empunya turun, melirik ke segala arah mengamati tempat yang sudah ia rindukan
Rafael, Laki laki itu sekolah di SMA ternama Garuda. Lebih tepatnya kelas 11 IPA 2. Setelah 3 bulan selesai menjalankan tugas di luar sekolah hari ini dia kembali masuk seperti biasa.
Rafael berjalan dengan kaki yang masih sedikit pincang akibat terkilir kemarin. Berjalan menyusuri koridor menuju ruangan kepala sekolah untuk memberikan laporan tugasnya.
"Kak Rafa udah masuk guys"
"Nambah ganteng aja!"
"Kapan ya gue punya pacar kaya Rafa"
"Tapi kasian kaki sama keningnya luka, kenapa ya??"
Begitulah kira kira bisikan dari adik kelas atau teman seangkatannya. Khususnya kaum hawa saat melihat sosok Rafael kembali di lingkungan sekolah
Rafael atau bisa di panggil dengan Rafa. Tak heran mengapa sebagian siswi siswi menyukainya, laki laki itu memiliki wajah yang tak kalah tampan seperti keturunan blasteran. Bisa di bilang, semua kaum hawa lebih menyukai Rafa dibanding Nathan. Ya, meski keduanya memang terlihat tampan tapi sikap mereka lah yang membedakan.
Rafa terlihat sangat ramah. Tidak hanya pada orang yang lebih tua darinya. Lelaki itu akan bersikap ramah kepada semua orang. Sifat lembut dan perhatiannya pada sekitar mampu meluluhkan hati setiap orang. Sedangkan Nathan! jauh dari semua kata itu.
Tok tok..
"Permisi pak, saya mau memberikan laporan tugas saya" ucap Rafa. Mengeluarkan 1 lembar map kertas dari dalam tasnya.
"Kebetulan kamu kesini Rafa, bapak juga ada urusan yang mau dibahas sama kamu" ucap kepala sekolah. Mengisyaratkan untuk Rafa duduk
"Jadi gini," Rafa serius memperhatikan kepala sekolah yang akan menjelaskan sesuatu
"Selama kamu belajar di luar sekolah, yang mengurus OSIS itu wakil kamu Nando. Tapi, ada seorang yang memaksa Nando untuk menjadi wakil OSIS, dia Nathan Zeyn kelas 11 IPA 1. bapak tidak masalah jika dia melakukan tugasnya dengan benar sebagai wakil, tapi dia belum pernah membantu apapun yang berhubungan dengan OSIS. Sekarang kamu sudah kembali jadi kamu berhak memutuskan siapa yang akan menjadi wakil kamu, tetap Nando atau Nathan. Kamu lah ketuanya jadi menurut bapak kamu lah yang lebih berhak menentukan keputusan ini" jelas kepala sekolah memandang wajah Rafael
"Maaf pak, bukankah yang berhak memutuskan semua itu warna sekolah disini?" Rafa berbicara sangat sopan dan hati hati
Kepala sekolah mengangguk dua kali. "Kita sudah bicarakan pada ketua di setiap berbagai ekstrakurikuler. Tapi mereka berpihak pada keputusan yang akan kamu ambil"
"Jadi lebih baik kamu pikirkan apa yang saya jelaskan tadi, dan putuskan secepatnya"
"Baik pak. Saya akan urus masalah ini sepulang sekolah nanti" Rafael mengangguk, mengerti permasalahan yang dijelaskan.
"Baiklah jika seperti itu, kamu boleh ke kelas sekarang" ucap kepala sekolah melirik jam yang tergantung di atas dinding
Rafa mengangguk. Segera berdiri "Makasih pak," pamitnya membungkukkan badannya. Lalu pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...