Ting tong....Asisten rumah tangga Nathan keluar membukakan pintu untuk Alvin, Aldo dan Rian. Tanpa diminta, seperti biasanya mereka bertiga langsung masuk menuju lantai tiga kamar Nathan. Teman biadab, memang!
"Nath!!!"
ketiganya langsung melempar tubuhnya di samping Nathan yang sedang tidur tengkurap di ranjang.
"Bangun lo, sat! gue tau lo ngga tidur" Alvin melemparkan tas miliknya di sofa pojok. Menarik seragam belakang Nathan agar berbalik.
Nathan merubah posisinya, duduk di antara mereka. Menatap tajam Alvin, Rian, dan Aldo secara bergantian.
"Kalo kalian cuman mau ganggu gue, lebih baik kalian pulang, deh. Gue lagi ngga mau di ganggu!" ucap Nathan kesal. Kembali merebahkan tubuhnya
"Nath!! dengerin gue dulu!" ucap Alvin. Menahan Nathan kembali duduk.
Nathan menatap Alvin, menunggu apa yang akan diucapkan setelahnya
"Lo harus percaya sama Alya. Dia ngga akan pernah khianati lo,"
Ckkkk....."Terus foto itu apa, ha!"
"Gue tadi tanya sama Alya, dia bilang kalo foto itu bukan dia Nath, dia bahkan sampe marah sama gue. Itu artinya Alya emang ngga ngelakuin itu, kan?"
"Tapi di foto itu memang Alya, Vin!"
"Udah lah, gue Males" lanjutnya semakin kesal.
"Lebih baik kalian...
"Jangan jangan....." Semua menoleh menatap Aldo yang memotong ucapan Nathan
"Permainan Marcel, dan foto itu editan!" sambar Rian langsung
Alvin, Aldo, dan Nathan langsung memandang Rian. Tidak mengerti apa maksudnya
"Ya, itu rencana Marcel, dia buat semua itu seolah olah nyata dan buat bales dendam ke kita. Tapi Lebih tepatnya lo sih, Nath"
"Bisa jadi" gumam Alvin baru memikirkan ucapan Rian
"Nah itu maksud gue!" Aldo juga memikirkan hal yang sama.
Nathan sempat terdiam. Memikirkan apa yang diucapkan Rian. Apakah benar semua ini permainan laki laki licik itu?
"Lo tau kan Marcel gimana? Dia selalu nggak terima kekalahan balap motor!" jelas Alvin, mencoba membuat Nathan percaya.
"Apalagi temen temen gengnya tuh, ihhh enek gue liatnya!" timbal Aldo
"Gue harus temui Alya sekarang juga!" gumam Nathan akhirnya. Bangkit dan mengobrak-abrik laci, sofa mencari kunci motornya
"Nyesel kan sekarang" ucap Rian yang mampu terdengar oleh Nathan.
Detik berikutnya laki laki itu langsung keluar terburu buru.
"Woy Kita ditinggal nihh?" teriak Alvin ketika Nathan keluar dari kamar, meninggalkannya begitu saja.
Ketiganya ikut bangkit, saling menatap satu sama lain dan detik berikutnya berlari mengejar Nathan. Takut penghuni kamar menggodanya
"Nath, kita pulang aja!"
"Good luck yee" teriak Alvin ketika Nathan menjalankan motornya hendak keluar dari pagar rumah
Tin!! Tinn!!
Motor Nathan terhenti di depan pagar, mendapati Yuna yang baru saja pulang diantar oleh mobil berwarna hitam
"Mau kemana lo, kak?" tanya Yuna. Memandang Nathan serta ketiga sahabat kakaknya di belakang sana.
"Kerumah Alya"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...