Happy reading ❤️❤️
Vote jangan lupa..? HeheheMendengar teriakan Iren, Ayla dan Rafa langsung mengalihkan pandanganya. Menatap Iren yang sudah berjongkok di samping tempat tidur dengan Alya yang terbaring pingsan di sampingnya
"Alya!" Rafa langsung mendekat. Tergambar jelas raut kekhawatiran di wajahnya
"Sayang..."
"Alya. Bangun sayang"
"Ay kamu cari kunci mobil Alya ya. Alya harus kita bawa kerumah sakit" ucap Iren menatap anak keduanya, mencoba menutupi rasa paniknya melihat wajah pucat Alya
"Iya mah..tapi mah, Ay ngga tau dimana Alya simpen kunci mobilnya" Ayla kembali menghentikan langkahnya
"Saya bawa mobil tante, biar naik mobil saya aja" tawar Rafa yang langsung di Anggukki Iren
Rafa mulai mengambil alih tubuh Alya dari paha Iren. Menyelipkan tangannya di kedua lutut dan pundak gadis itu. Membawanya keluar
Rafa mengemudikan mobilnya dengan kencang dan perasaan khawatir, menatap Alya dibelakangnya yang belum juga membuka kedua matanya
"Alya bangun dong, Jangan buat mama khawatir kaya gini" Isak Iren. Mulainya tidak bisa menutupi rasa paniknya. Iren terus mengusap wajah Alya
"Alyaa...."
"Tante tenang yah, Alya pasti baik baik aja kok" ucap Rafa melirik dari cermin didepanya
Sepuluhan menit kemudian, mobil putih Rafa berhenti di perkirakan rumah sakit harapan sehat. Salah satu Rumah sakit terbesar dan terdekat dari rumah Alya
Rafa mengendong Alya dalam pelukannya, berlari memasuki rumah sakit yang diikuti Iren dan Ayla dibelakangnya
"Suster"
"Dokter!"
"Suster!!"
Dia tidak mengerti dengan rumah sakit yang ia datangi. Tidak ada satu dokter atau suster pun yang berjaga di lobby. Hingga rasa emosinya hampir saja meledak ketika kedua petugas rumah sakit datang membawa brangkar ke arahnya
"Bawa dia!"
"Cepet!"
****
Didepan pintu Ruangan Alya, Rafa berjalan mondar mandir seperti layaknya setrikaan. Menunggu dokter keluar dari dalam ruangannya. Sementara Iren dan Ayla duduk di kursi panjang tempat tunggu keluarga pasien samping ruangan tersebut
"Mah, wajah mama keliatan pucet. Lebih baik mama makan dulu yah?" ucap Ayla memecahkan kesunyian diantara mereka
"Nggak papa Ay, mamah baik baik aja. Mama cuman khawatir doang kok" terang Iren tidak ingin membuat anak keduanya khawatir.
"Lebih baik Sekarang kita ke kantin aja yah mah" tawar Ayla lagi
"Nggak Ay, mama mau disini. Mama mau liat kondisi Alya di dalem" bantah Iren
Tanpa sadar perdebatan kecil itu tengah disaksikan oleh laki laki yang masih setia berdiri didepan pintu
"Mah Ay yakin Al bakal --
"Bener yang dikatakan Ayla barusan, lebih baik Tante makan dulu. Wajah Tante udah pucet, saya khawatir Tante juga nanti sakit" ucap Rafa menatap Iren didepanya
"Tapi Rafa nanti--
"Tante ngga perlu khawatir, Alya biar aku yang jaga disini. Lebih baik Sekarang Tante turutin yang Ayla ucapin" ucap Rafa lagi dengan lembut mencoba menyakinkan Iren.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...