"Serius kamu nggak mau aku anter?" tanya Marcel ketika berdiri di luar pintu Caffe
Ayla mengangguk, "Aku bisa pulang sendiri" jawabnya
"Yaudah kamu hati hati yah, telfon aku kalo kalo ada apa apa" ucap Marcel mengacak lembut rambut Ayla
"Bye." Marcel pergi, melangkah menjauhi Caffe. Mengambil motornya yang ia parkir lumayan jauh dari Cafee tersebut
Ayla tersenyum saat Marcel menoleh ke arahnya dari jarak jauh. Senyum yang sudah lama tidak ia saksikan. Dengan berjalannya waktu laki laki itu hilang dari pandangan matanya
Ayla mengembuskan napasnya pelan, Aku nggak tau apa perasaan aku masih sama kaya dulu, tapi aku akan coba untuk kembali menerima kamu lagi Marcel
Jantungnya seketika berhenti berdetak saat seseorang menarik tangannya dengan kasar. Ayla mendongak, membulatkan matanya terkejut mendapati sosok lelaki dengan mata abu di depanya
Dia....
"Pulang!" ucap lelaki itu dengan penekanan
"Akh!! Nathan tangan aku.." ucap Ayla mengadu kesakitan. Merasa perih ditanganya saat Nathan membawanya pergi
Nathan berhenti melangkah, melirik tangan Ayla dibelakangnya. Laki laki itu melepaskan tangannya, mundur satu langkah, menyamai tempat Ayla berdiri
"Kamu ketemu sama dia?"
"Si-siapa?" Gagap Ayla
"Ngga usah bohong. Alya!" teriak Nathan, membuat mata Ayla berkaca kaca.
Mereka berdua memang berbeda, jika Alya yang sedang berada pada posisi Ayla sekarang mungkin gadis itu tidak akan langsung menangis.
"Aku tau Alya. Aku tau semuanya. Kamu ketemu diam diam sama Marcel kan? Bahkan kamu senyum sama dia tadi!!" teriak Nathan dengan menahan amarah di dadanya
"Jawab aku Alya! Kenapa?!!" teriaknya lagi membuat Ayla benar benar takut
"Maaf" lirih Ayla, merasakan sesuatu yang panas di matanya. Rasanya gadis itu ingin menangis ditempat saat seseorang membentaknya.
"Maafin aku.." Ayla menunduk, kini air matanya tidak bisa ia tahan lagi. Bulir bening itu akhirnya lolos begitu saja
Nathan samar samar mendengar isakkan kecil dari wanita didepannya, ia membuang pandangannya ke arah lain. Memejamkan matanya sesaat, dan tanpa aba aba langsung menarik tubuh Ayla ke dalam pelukannya
Tanpa sadar Ayla membalas pelukan itu, menyembunyikan wajahnya di dada bidang Nathan. Mengeluarkan semua tangisnya
"Aku khawatir sama kamu Alya. Aku selalu mikirin kamu, udah beberapa hari ini kamu ngga ada kabar" ucap Nathan kembali dengan suara yang rendah.
"Kamu ngga papa?" ulang Nathan sambil mengelus rambut belakang Ayla
Nathan melepaskan pelukannya, memegangi wajah Ayla dengan kedua tangannya "Maaf" tuturnya sangat lembut
Tangan Nathan menghapus jejak air mata di pipi Ayla, "Jangan nangis. Apalagi karena aku"
Ayla mengangguk lemah, menghapus sisa air matanya
"Kamu kemana aja?? Kamu bilang kamu udah ada disekolah tadi pagi, tapi apa?? Kamu ngga masuk?"
"Aku??"
Ayla menggantungkan ucapannya"Kamu ke Mall?... Ganti warna dan gaya rambut?" Nathan memandang Ayla dari ujung rambut sampai kaki.
Ada sesuatu yang berbeda dengan penampilan gadisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...