Kelas Alya hari ini melaksanakan pelajaran olahraga. Tidak seperti biasanya, guru olahraga kali ini menyuruh muridnya mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali.
Satu persatu murid 10 IPA mulai mengelilingi lapangan. Sementara Alya dkk masih berdiri di tempatnya
"Sepuluh kali keliling lapangan??"
Abel mengulangi ucapan guru olahraganya, menatap keempat sahabatnya.
"Males!! Lebih baik bolos tau gitu" jawab Vera
"Wajah gue bakal keringetan dong" Popi meraba wajahnya, mendongak menatap teriknya matahari di atas sana
"Alya! Abel ! Popi! Vera!" teriak guru olahraga melihat Alya dkk masih berdiri ditempat
Ckkk!
Alya dkk dengan malas mengelilingi lapangan dengan berbagai umpatan di setiap Langkahnya
Sementara Nathan dkk baru saja keluar dari kelasnya berniat bolos dan ingin mengunjungi warung Black. Melewati koridor dan menatap lapangan
"Duh!" umpat Rian kala Nathan berhenti tiba tiba "Nath kalo berhenti bilang bilang dong!" Rian mengusap wajahnya yang terbentur pundak kerasnya Nathan
"Lagian lo jalan ngga pake mata!" sambar Aldo
Alvin mengikuti arah pandang Nathan "Tuh liat ada cewek cewek kalian noh" teriak Alvin kepada Aldo dan Rian menunjuk ke lapangan.
Alya baru saja menyelesaikan larinya ke lima, napasnya terlihat sudah naik turun. Merasakan sesak di bagian dadanya. Alya memelankan larinya, membuat sahabat sahabatnya kebingungan
Beberapa detik setelah itu, Alya merasa pusing di kepalanya. Abel dan Vera menyamai langkahnya dengan langkah Alya "Al, lo kenapa?"
Dengan menahan sakitnya Alya menjawab "Gue ngga papa kok"
"Lo sakit, nggak kuat? berhenti aja. muka lo pucet" khawatir Vera melihat wajah Alya
Masih dengan lari kecilnya, Alya menahan sakit yang semakin terasa "gue -
BRUK...
"ALYA!!" teriak Abel dan Vera begitupun dengan Popi dan Yuna yang masih lari dibelakang mereka pun ikut terkejut
Semua murid menghentikan larinya. mengerubungi Alya yang sudah terjatuh di lapangan.
"Leon! Bantuin cepet!" teriak Yuna di belakangnya
Leon mengangguk, lalu menghampiri Alya
"Lepasin tangan lo dari cewek gue!!" Suara berat dan penuh ancaman itu tiba-tiba menyelinap masuk. Membuat Leon mengurungkan niatnya
Tadi disaat Nathan ingin melangkahkan kakinya menjauh dari lapangan, tiba tiba ia mendengar teriakan beberapa orang yang memanggil nama kekasihnya. Langsung saja dia berlari ke arah lapangan
Leon langsung berdiri dan menjauh dari tubuh Alya. Membiarkan Nathan membawa tubuh Alya
***
Kedua kelopak mata Alya terbuka dengan berlahan. Hal yang pertama dia lihat adalah ruangan yang bernuansa putih yang ia yakini UKS sekolah"Kamu ngga papa?" tanya Nathan duduk disebelah brankar Alya. Dia khawatir melihat wajah pucat kekasihnya
"Aku nggak papa" jawab Alya menutupi rasa pusing yang masih dia rasakan di kepalanya.
"Kenapa bisa kaya gini?"
"Kenapa kamu bisa tau aku ada disini?" tanya balik Alya. Menirukan gaya bicara kekasihnya
Ckkkkk!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...