"GOOD MORNING KAK!!"
teriak Alya langsung nyelonong memasuki kamar AlvinAlvin yang masih berdiri di depan cermin, sontak langsung merasa bingung dengan kedatangan Alya yang tiba tiba. Ditambah lagi ucapan Alya yang lemah lembut
"Lo ngapain masuk kamar gue Al?" Alvin berbalik menghadap Alya. Menatap Alya intens menyakinkan dirinya bahwa gadis di depanya ini memang lah Alya
"Kak lo mau makan apa??" tanya Alya. Mengedipkan kedua matanya berkali-kali.
Nih anak kenapa lagi?
Kerasukan apa gimana?
Alvin berkali kali mendengus layaknya seorang vampir dalam sebuah flm GGS itu. Laki-laki itu berusaha mencari sesuatu yang membuat gadis itu memanggilnya dengan embel embel kak
"Lo mau sesuatu ya?"
Alya menurunkan kedua bahunya. Merasa pasrah merayu Alvin. Apakah terlihat banget BM nya
"Kok ketebak sih?" Alya refleks menutup mulutnya, bisa bisanya dia keceplosan.
"Tuh kan gue bener! lo mau apa, ha?" Alvin kembali berbalik, menatap cermin. Lanjut merapikan rambutnya
"Hmmmm gimana ya??"
"Gue mau ngomong, tapi gue ngga tau gimana ngomongnya"
"Yaudah ga usah ngomong!" ucap Alvin menatap wajah Alya lewat cermin, "gitu aja ribet" lanjutnya
Sabar Alya...
Jangan terpancing
"Kak......bantu gue ambil kunci motor gue di papa ya?? plissss" pinta Alya dengan pupy eyesnya
"Nggak" Alvin berbalik menatap Alya
"Gue nggak mau kalo sampe dimarahin sama papa lo!" tolak Alvin"Tapi kak---
"Apalagi pacar Lo yang emosian itu bisa ngamuk nanti, liat Lo naik motor" potong Alvin sebelum Alya menyelesaikan ucapannya.
Alya memanyunkan bibirnya, kecewa dengan tolakan sepupunya. Gadis itu lalu pergi dari kamar Alvin begitu saja. Namun ide lain terlintas dipikirannya
****
Alya duduk didepan Alvin, menunggu sarapan bersama kedua orang tuanya yang masih di dalam kamar
"Kak Lo ngga bosen apa, naik motor lo terus? Lo ngga iri sama mereka yang suka gonta ganti motor" pancing Alya masih fokus mengoles rotinya
Alvin berhenti mengoles roti ditangannya, mulai memikirkan apa yang Alya ucapkan. Tak ada salahnya juga jika ia ganti motor bukan?batinnya
"Nanti gue minta sama bokap" jawab Alvin yang menangkap tatapan Alya padanya
Alya tersenyum tipis, "Sekarang juga bisa kak, lo ngga harus beli. Motor gue nganggur di garasi"
"Emang boleh Al??" Antusias Alvin memandang wajah Alya serius.
"Boleh banget kak.." jawab Alya cepat, "tapi...lo ambil kuncinya di bokap gue ya?" jelas Alya hati hati. Dia harus menahan senyumannya untuk tidak menimbulkan kecurigaan sepupunya
Sepupunya ini benar benar bodoh
Aryan dan Iren turun dari kamarnya. Menghampiri Alya dam Alvin yang sudah memulai sarapan
"Tumben masih pagi kalian udah disini?" sapa Iren. Mulai menuang beberapa gelas susu untuk semuanya
"Ya dong Maaa, tadi kan aku bangunnya pagi" gimana ngga pagi orang harus bujuk kak Alvin dulu! lanjut Alya didalam hatinya
"Om?" Bukan hanya Aryan, namun Iren juga ikut menatap Alvin.
"Kenapa Vin?" tanya Aryan atau sering di panggil Arya
"Boleh nggak kalo--- Alvin ragu untuk meminta kunci motor Alya pada Arya. Tapi...
"Kenapa? Bilang aja Vin. Ngga usah sungkan"
"Boleh ngga kalo aku minjem motor Alya buat berangkat sekolah?"
Aryan sontak langsung menatap wajah putri kesayangannya.
Alya yang sadar akan tatapan itu, menaikkan kedua bahunya seolah tidak tau apa apa.
"Motor kamu kemana?" tanya Iren. Meminta kejelasan keponakannya
"Motor aku ada sih Tan, cuman mau nyobain motor lain aja. Biar nggak bosen gitu"
"Gimana om? boleh ngga?"
"Boleh, sih. Kamu ambil aja kuncinya di laci ruang kerja om" putus Arya ketika kecurigaannya tidak mendapatkan bukti
"Oke om, makasih" senyum ramah Alvin. Sementara dalam waktu yang bersamaan Alya juga tersenyum lebih lebar, Yesss berhasil!
"Maa, pah, kak, Alya berangkat duluan yah teman teman udah ada didepan" pamit Alya menutup ponselnya. Meraih tas di kursi sampingnya
"Yang rajin. Jangan bolos!" Pesan Arya
"Hati hati yah" ucap Iren sebelum Alya benar benar Pergi
"Oke!" Alya mencium kedua pipi Iren lalu melangkahkan kakinya keluar rumah menemui teman temannya yang sudah siap menunggunya
"Lo kesambet apaan, Al? Masih pagi gini udah senyam senyum sendiri" gumam Abel yang sedari tadi memandang Alya dari pintu rumah
"Stress dadakan, deh kayanya!" sambar Popi
"Issshhh apaan sih kalian!"
"Yuk cepet berangkat! Gue ngga sabar buat pulang nanti!" girang Alya. Langsung memasuki pintu kemudi
"Bener bener gila lo Al, belum juga berangkat udah mau pulang aja!" Abel mengikuti Alya duduk disampingnya
****
Disisi lain Alvin bersama Nathan dkk sedang berkumpul di warung Black yang letaknya tak jauh dari sekolahnya. Tempat yang dianggap seperti tempat tongkrongan atau rumah keduanya
"Vin Lo ganti motor? kok gue baru liat ya?" ucap Rian. Memandang luar parkiran
"Emangnya Lo bonyoknya, sampai sampai Alvin harus lapor sama Lo segala?" sambar Aldo yang duduk disampingnya
"Serius, Do!"
Aldo akhirnya ikut menatap keluar parkiran
"Bukan. Itu motor Alya" jawab Alvin masih fokus pada gamenya
"What the apa! Alya punya motor sebagus itu? ngga nyangka gue!" heboh Rian merasa terkalahkan
"Tikung boleh nggak ya??" gumam Rian. Sangat iri dengan motor Alya yang lebih mahal darinya
Nathan memandang tajam wajah Rian, membuat keberanian laki laki itu menciut "Yaelah becanda doang, Nath"
Nathan pun akhirnya mematikan ponselnya. Ikut menatap mereka, terutama Alvin. Dia Membutuhkan penjelasan akibat keterkejutannya saat mendengarkan ucapan Alvin tadi.
"Nath, Lo tau kalo Alya dulu sering ikut balapan?" tanya Alvin tanpa memalingkan wajahnya dari game
"Apa!? Dia sering ikutan balapan?"
tanya balik Nathan pada Alvin. Nathan tak bisa lagi menutupi rasa keterkejutannyaSejak kapan gadisnya itu masuk dunia balapan
"Iya!" Alvin mulai menutup gamenya dan fokus bercerita pada Nathan
"Jadi gini...."
TBC
Maaf ya partnya sedikit
;-);-)Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...