Happy reading ❤️❤️"Alya, Alya!" Nathan masih berusaha membangunkan gadisnya.
Otaknya benar benar buntu saat itu, Nathan hanya menepuk nepuk Alya di pangkuannya.
"Arghh, ponsel gue ketinggalan lagi!" Untuk pertama kalinya laki laki itu merasa dirinya ceroboh telah meninggalkan ponselnya di sekolah
Nathan melihat sekelilingnya, "aku pergi sebentar, yah" Nathan Memindahkan kepada Alya dari pahanya. Lalu pergi ke arah jalanan yang lebih ramai
****
"Den Nathan, dia kenapa?" Seorang asisten rumah tangga langsung menghampiri Nathan yang membawa Alya dengan terburu buru
"Nanti aku jelasin Bi. Sekarang bibi tolong telfonin dokter aja" panik Nathan, melangkah cepat menaiki tangga kamarnya.
"Den, ini dokternya" Nathan mengalihkan tatapannya, menatap bibi yang datang bersama dokter di belakangnya.
"Silahkan dok," Setelah menyelimuti tubuh Alya dengan selimut polos berwarna abu, Nathan mempersilahkan dokter untuk segera memeriksa Alya
"Gimana??" tanya Nathan langsung ketika dokter menatap ke arahnya tanda bingung.
"Apa dia mempunyai penyakit?" Dokter sekali lagi mengecek denyut nadi Alya
Nathan menggeleng, "Setau saya tidak. Apa ada yang serius?"
"Kamu tenang aja, dia mungkin hanya kelelahan. Jika ada masalah lain lebih baik kamu membawanya ke rumah sakit agar bisa di periksa dengan fasilitas yang lebih khusus" saran laki laki yang menggunakan seragam kesehatan itu. Memasukan alat alat medisnya ke dalam tas
Nathan hanya mengangguk. Menatap wajah pucat Alya yang masih menutup kedua Matanya. Setidaknya penjelasan dokter membuat hatinya lebih lega. Hanya kelelahan
"Makasih, dok"
Dokter mengangguk, "baiklah kalau begitu saya permisi" pamitnya lalu keluar dari kamar Nathan
"Den Nathan mau kemana?" tanya bi Rini, melihat gerak gerik Nathan yang ingin pergi
"Ambil minum"
"Biar saya aja, Den" tawar bi Rini
"Gapapa bi, biar saya aja" tolak Nathan. Langsung pergi ke dapur
Beberapa saat kemudian, Nathan telah kembali dari dapur dengan segelas minuman hangat ditanganya
"Nathan"
Langkahnya terhenti sebelum sampai pintu kamarnya.
Seorang wanita paruh bayah dengan pakaian yang rapih, terlihat buru buru menaiki tangga
"Kata bi Rini, kamu bawa perempuan kerumah, apa bener?" tanya Niken yang menyandang status ibunya
Nathan terdiam sejenak. Memikirkan Jawaban yang harus ia katakan
Sementara Niken masih Memandang wajah anaknya serius. Menaikkan satu alisnya menunggu sebuah jawaban
"Bener seperti itu?"
Nathan mengangguk, "Iya mah, dia ada dikamar Nathan. Tapi ... pingsan" Nathan menurunkan suaranya, menunggu reaksi ibunya
"Tapi gapapa kan?"
Nathan kembali mengangguk, "Dia baik baik aja" jawab Nathan
"Yaudah jagain dia baik baik. Mama mau ke kamar dulu" pesan Niken sebelum pergi meninggalkan Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...