Didalam sebuah kamar yang bercat abu, Nathan terduduk gelisah memikirkan kekasihnya. Sudah puluhan kali dia mencoba menelfon Alya namun tak ada satu pun yang diangkat oleh gadisnya
Apalagi saat pagi tadi dia menemukan Alya di pinggiran taman yang sedang lari lari dikejar Marcel. Membuat rasa kepanikan dia bertambah
Jangan kira Nathan tidak tau jika kemaren Marcel lah yang mengejar ngejar kekasihnya. Sebenarnya ia tau, dan saat itu juga ia ingin memberi perhitungan pada musuhnya. Namun ia urungkan mengingat keberadaan Alya di dekatnya
"Kamu kemana sih sayang?" Nathan kembali lagi melihat layar ponselnya
Nathan keluar dari kamarnya, melangkah menuruni tangga. Dan membuka pintu kamar adiknya
"Yuna!! Alya kemana?" tanya Nathan setelah membuka kamar adiknya. Memperlihatkan Yuna yang sedang berbaring menggunakan masker wajah
Dengan malas Yuna membuka mentimun dikedua matanya "Apa Sih kak??"
"Lo ganggu gue tau ngga. Gue lagi--"
"Ckkk! Alya kemana?"
Yuna mengedikkan bahunya "Mana gue tau! Yang pacarnya kan kakak. Kenapa nanya ke gue"
"Kan kamu sahabatnya! Telfon dia sekarang, cepet!"
Yuna mengacuhkan perintah Nathan dan kembali menutup matanya, "Sekarang Yuna!!" bentak Nathan
Yuna membuka matanya dengan malas. Mengambil ponselnya yang ia simpan di meja belajar. Alasanya agar tidak ada yang mengganggu disaat waktu santai menikmati sensasi masker wajahnya. Tapi dengan mudahnya kakak nya itu datang dan mengganggu semuanya
Tut ...Tut....Tut...
Nathan menaikan satu alisnya "Gimana?"
Yuna menggeleng, belum mendengar jawaban dari sana
"Coba lagi!"
Nathan kira Alya hanya menghindari telfonnya. Tapi ternyata telfon adiknya juga sama. Tidak diangkat
Merasa lelah dengan aksinya Yuna mematikan telfonnya "Udah lah kak! Mungkin Alya udah tidur. Lagian besok juga kita ketemu.
"Udah sana keluar kak! Gue mau tidur!! besok kan sekolah" Yuna kembali menghampiri ranjangnya. Berbaring dan langsung menutup kedua matanya. Tidak memperdulikan kakaknya
****
Alya baru saja bersiap siap memakai seragam sekolahnya. Hari ini adalah hari pertama berangkat setelah liburan, atau bisa disebut hari pertama semester dua
"Alya cepet turun!" teriak Iren dari ruang makan
"Iya mah" Alya turun dari tangga dengan membawa sepatu dan tas yang sudah menempel dipunggungnya
"Nathan!"
"Kamu Ngapain kok disini?" kejut Alya dengan kehadiran sang kekasih yang tiba tiba dirumahnya
"Dia mau jemput kamu Al" jawab Iren dari belakang
"Nathan Sekalian makan kan?"
Nathan mengangguk, tersenyum tipis. "Iya Tante"
Alya merasa lega melihat raut wajah ibunya yang sudah membaik. Tidak seperti kemarin.
"Mama gapapa?" tanya Alya ketika Iren hampir melewatinya. Iren menangkap wajah kekhawatiran anaknya "Gapapa, sayang" ucapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...