Happy reading ❤️❤️Di Jakarta, lebih tepatnya di rumah mewah yang tak jauh berbeda dari rumah rumah layaknya pengusaha sukses. Seorang gadis baru saja keluar dari dalam kamar mandi yang masih memakai handuk di kepalanya
Dia memperhatikan dirinya di depan cermin besarnya. Hidung yang mancung, bibir tipis merah alami, dan bulu mata yang lentik. Semua menjadi penyempurna dari tubuh mungil putih itu
Satu hal yang membuatnya kurang beruntung, yaitu memiliki bola mata yang berwarna hitam pekat. Andai saja warnanya biru atau abu, mungkin dia akan seperti orang blasteran atau orang luar.
Tapi Mau bagaimana lagi! Itu semua sudah ciptaan tuhan dan dia bersyukur melihat dirinya sendiri."Ayla! Kamu sudah bangun?" teriak seorang perempuan paruh bayah, dari pintu luar kamarnya
"Iya mah. Aku lagi siap siap" teriak gadis itu agar mamanya bisa mendengar ucapannya Suaranya
Ayla Syafirah Mikhzan, gadis yang tinggal bersama kedua orang tuanya, namun sudah beberapa bulan ini dia hanya tinggal bersama ibunya karena ayahnya sedang di luar negeri. Dan sekarang kalian tau apa! mamanya bilang Papah akan pulang hari ini juga. Mendengar kabar bahagia itu, Ayla langsung meminta ijin untuk menjemputnya langsung ke bandara.
Sekali lagi dia merapihkan rambutnya. Melirik benda ditanganya lalu memutuskan untuk turun
Saat tangannya ingin membuka pegangan pintu, matanya tidak sengaja menatap bingkai foto kecil yang dipajang di atas rak, sebelah pintu. Gadis itu tersenyum tipis, melepaskan pegangan tangannya lalu meraih bingkai tersebut
"Kak...aku kangen" ucap Ayla lirih. Mengusap dua anak kecil di dalam foto itu. Matanya selalu menatap lelaki di sampingnya
"Ayla ayo nak" teriak Nita, dari lantai dasar rumahnya
Mendengar teriakkan mamahnya, Ayla langsung meletakkan kembali foto tersebut pada tempatnya dan langsung keluar dari kamar
"Udah siap??" tanya Nita melihat anaknya yang sangat ia sayangi "yuk!" sambungnya
****
Sementara ditempat lain, seorang laki laki tengah duduk melamun diruang TV. Tatapannya kosong, raganya memang menyaksikan sebuah tontonan didepannya. Tapi jiwanya, entah kemana saat ini
"Den, makanannya sudah siap" ucap seorang paruh baya yang menjadi bibi asisten rumah tangga dirumahnya
Suara tersebut membuyarkan lamunannya. "I-iya bi"
Rafael melihat sekeliling rumahnya, yang dia lihat hanyalah rumah yang sunyi. Layaknya tak berpenghuni, sepi banget ya rumah ini! gumam Rafa menatap sekelilingnya lalu tersenyum kecut
Jika kalian menganggap bahwa menjadi seorang Rafa itu beruntung, maka kalian salah besar!
Secara fisik lelaki itu memang sempurna dengan wajahnya yang tampan dan jabatannya sebagai ketua OSIS disekolah, hingga membuatnya dikagumi banyak orang.
Namun tak seperti yang mereka lihat, ternyata jiwa Rafa merasa hampa. hidupnya terasa sunyi, dia bahkan tak tau akan tujuan hidupnya. Dia hanya tinggal bersama bibi di rumahnya sekarang. Orang tuanya?? Dia tidak tinggal bersamanya dari kecil. Entah sekarang pun mereka dimana, dirinya tidak tahu
Menjadi OSIS hanya lah alasan untuk dirinya pulang telat. Menyibukkan dirinya agar tidak terlalu lama berada dirumah dan tidak mengingat masalalunya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...