Ayla memandang punggung Nathan yang semakin menjauh dari rumahnya. Setelah laki laki itu benar benar pergi, Ayla membalikkan tubuhnya, melangkah masuk kedalam rumah
Langkahnya terhenti di sofa ruang tamu, menyadari bahwa dia telah melewati seseorang. Ayla menoleh, matanya membulat seketika, jantungnya berdegup kencang mendapati sosok kembarannya. Alya berdiri di belakang jendela sebelah pintu utama
"A-Alya!"
Ayla menelan salivannya kasar. Lalu menghampiri Alya yang masih berdiri di jendela
"Kamu ada disini?"
"Ma--Maksud aku...... kapan kamu pulang?"
"Sore tadi"
"Lo baru pulang?" tanya Alya basa basi
Ayla mengangguk ragu, "I-iya
Tadi aku main sama sahabat kamu dirumah--" Ayla menggantungkan ucapanya merasa tidak enak kepada Alya"Nathan?" tebak Alya, menatap raut wajah kembarannya.
Ayla kembali mengangguk. Tiba tiba ingatannya berputar kejadian didepan teras tadi. Apa Alya liat semua itu?
"Oh yah, kamu udah lama berdiri di sini?" Ayla langsung menanyakan pertanyaan yang ada di dalam hatinya
"Heummm..." Alya bergumam, "sekitar 5 menit" lanjutnya. memandang ke arah luar jendela dengan wajah miris. Cukuplah untuk melihat semuanya
"Lebih baik lo bersih bersih sekarang! nanti gue ke kamar lo" ucap Alya lalu melangkah pergi, menaiki tangga kamarnya, meninggalkan Ayla
"Al?" panggil Ayla mengejar langkah Alya yang sudah sampai tangga atas
"Ini" Ayla menyerahkan paper bag di tangannya di depan Alya
Alya menaikkan satu alisnya seolah bertanya Apa??
"Ini dari Tante Niken, mamanya Nathan""Simpen aja, lagian Tante Niken ngasihnya ke lo, kan?" Alya tersenyum tipis, menjauhkan tangan Ayla
"Iya, tapi Tante taunya aku itu kamu Al. Alya pacarnya Nathan bukan Ayla" kata Ayla memegang tangan Alya lalu menyerahkan papar bag itu
Ayla tersenyum melihat kembarnya yang tidak menolak. Dia pergi mendahului Alya, memasuki kamarnya
****
Apa sih yang lo pikirin Al?
Alya duduk termenung di sisi ranjang tidurnya. Tidak seharusnya dia bersikap seperti tadi terhadap Ayla. Jujur, Alya merasa bersalah sudah berfikir yang tidak tidak atas kembarannya
Munafik jika Alya bilang dia tidak merasakan apapun saat melihat Nathan mencium wanita lain didepanya.
Tapi balik lagi, siapakah yang merencanakan semua ini? Dirinya sendiri bukan?
Alya bangkit dari duduknya, keluar dari kamar dan membuka pintu kamar disebelahnya
"Ay," panggil Alya pada kembarannya yang sedang berdiri di depan cermin
Alya masuk ke kamar Ayla, langsung memeluk tubuh kembarannya
"Maaf ....."
Ayla sempat terkejut dengan kedatangan Alya yang tiba tiba dan memeluknya. Kedua alisnya menyatu mendengar ucapan maaf dari Alya.
Ayla melepas pelukannya "Untuk apa?" tanyanya memandang wajah bersalah Alya
"Maaf udah repotin lo selama ini" kata Alya yang tidak berani mengatakan yang sebenarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...