”Terkadang aku meragukan cintamu, bagiamana mungkin kau mencintaiku tanpa adanya kepercayaan”
~~~Disaat jam istirahat seperti Biasanya, Alya dkk asyik duduk di kantin dengan beberapa makanan di mejanya. Tatapan keempat perempuan itu teralihkan pada Alvin dan kedua temannya yang tiba tiba datang ke mejanya
"Suka banget sih nyamber makanan orang!" sewot Alya ketika piring miliknya sudah berpindah di tangan Alvin
"Hehhehehe, males ngantri Al. Laper plus capek" jawab laki-laki itu dengan mulut yang masih terisi makanan di dalamnya
"Kak, Nathan kemana? Tumben ngga bareng Kalian,"
Alvin menjawabnya dengan gelengan, membuat Alya tidak paham
"Ngga berangkat" jawab Aldo setelah menerima minuman dari Abel
Tatapan Alya beralih pada Yuna yang masih memakan mie ayamnya
"Tumben kaka Lo ngga berangkat Yun"Yuna mengangkat kedua bahunya, tidak tau menahu "Kemaren sih, gue liat kayanya dia lagi kesel sama seseorang deh"
"Biasa juga gitu" sambar Popi dan Abel bersamaan
"Lohh itu orangnya berangkat!" ucap Rian melihat Nathan yang baru saja turun dari motornya.
Alya dan yang lainya pun mengikuti arah pandang Rian
"Gila! Berangkat sekolah jam satu. Ngga bawa tas lagi, mau ngapain coba. Mending bolos!" Komentar Rian sambil geleng geleng kepala menatap Nathan yang berjalan ke arahnya
"Ikut aku!" ucap Nathan menatap datar Alya.
Belum sempat Alya untuk membuka suaranya. Nathan tiba tiba langsung menarik tangan Alya hingga membuat gadisnya bangkit detik itu juga
Vera yang melihat sahabatnya terus ditarik Nathan pun bingung. Ia menaikan satu alisnya menatap yang lainnya. Sementara mereka hanya mengedikkan bahunya sambil melirik Nathan dan Alya yang semakin menjauh
"Nathan!" Alya terus berusaha lepas dari tarikan Nathan. Namun laki laki itu sama sekali tidak melepas tangannya
"Nathan lepasin aku!" Alya melepas kasar tangan Nathan ketika laki laki itu berhenti di depan pintu gudang yang masih tertutup rapat.
"Apa yang mau kamu lakuin?" tanya Alya ketika melihat Nathan mencari sesuatu di saku celananya. Matanya membulat saat Nathan mengeluarkan sebuah kunci dan memasukkannya di lubang pintu
"Masuk!"
Alya menggeleng. Masih trauma dengan kejadian kemarin ketika Nathan memarahinya di dalam sana hingga berakhir pingsan. Sungguh Waktu itu Alya sangat merasakan takut
"Masuk Alya!" ulang Nathan dengan wajah dingin
Akhirnya Alya menuruti perintah Nathan daripada menimbulkan pertengkaran di sekolah.
Nathan kembali menutup pintu dan menguncinya
"Ke- kenapa Nath?" tanya Alya ragu, menyadari wajah Nathan yang terlihat sedang tidak baik-baik saja"Sekarang aku mau kamu jujur sama aku Al" Nathan memandang Alya penuh keharapan
Alya mengerutkan dahinya tidak mengerti apa maksud dari kekasihnya. Jujur?? Jujur masalah apa?? Se tahunya, dia tidak melakukan kesalahan apapun!
"Apa kamu pacaran sama Marcel?"
Alya semakin tidak mengerti dengan laki laki didepanya. Hanya karena masalah kemarin dia membawanya ke sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...