Dengan napas yang naik turun, akhirnya Alya sampai di taman. Sempat mengunjungi tempat biasa di mana tempat perjanjiannya bersama Nathan namun Alya tidak mendapati keberadaan kekasihnya
Mulai melangkah menyusuri taman dan tatapannya berhenti melihat objek di depan sana.
Alya menelan salivanya kasar, bagaimana mungkin semua itu terjadi
"Nathan, Rafa, dan Ay....la?!"
Kedatangannya kesini untuk berjaga jaga agar Nathan tidak bertemu Ayla namun semua sudah terlambat. Nathan sudah bertemu mereka terlebih dahulu
"Kalian---
Alya langsung menutup mulutnya dan mencari tempat persembunyian ketika ketiga orang yang sedang ribut tersebut langsung menolehkan kepalanya ke Belakang
Alya berdiri dibelakang pohon besar berharap mereka tidak melihat kehadirannya
Kesana atau sembunyi??
Disini atau kesana?
Akhhh sama aja dodol!
Jika dia bersembunyi seperti ini entah apa yang akan terjadi disana, tapi jika ia kesana waktunya belum tepat untuk Nathan mengetahui tentang kembarannya "Akhhh" frustasi Alya didalam hatinya. Tidak bisa mengambil keputusan apapun di suasana genting seperti ini
****
Nathan menatap tajam Rafa, kedua tangannya mengepal kuat seolah olah ingin membunuh laki laki didepanya hidup hidup
"Lo ngga ada hak buat larang gue bawa dia pergi!"
"Dia cewek gue!"
"Lo orang ngga tau diri yang udah berani beraninya ngobrol dan ketawa sama cewek gue meskipun udah diperingati berkali kali" emosi Nathan memuncak. Langsung menarik kasar tangan Ayla hingga terlepas dari tangan Rafa
Bugh!!!
Nathan kembali meninju wajah Rafa yang sudah babak belur akibat ulahnya
"Gue ngga rela dia dibawa sama orang yang emosian kaya lo. Dia adik gue!!" Emosi Rafa kembali menarik tangan Ayla
"Apa?"
Semua hening, Nathan menatap Rafa tidak mengerti. Sementara gadis di belakang sana ikut membulatkan matanya terkejut
"Ma- Maksud gue..." Rafa melirik sang adik yang terlihat kebingungan
"Dia udah gue anggap seperti adik gue" sambung Rafa
Nathan sempat terkejut dengan yang diucapkan Rafa barusan, namun mendengar ucapan Rafa setelahnya membuat senyum menyeringai tercetak di wajahnya
"Anak bodoh aja tau apa maksud tatapan lo ke cewek gue. Dari dulu gue tau lo suka kan sama Alya!" bisik Nathan tepat di samping telinga Rafa. Ucapanya begitu menusuk dan penuh tekanan
Rafa diam ditempatnya, dia bingung harus menjawab apa.
"Dan kamu--" ucapan Nathan terhenti sesaat memandang wajah Alya yang menurutnya sedikit berbeda dari biasanya
"Jadi ini alasan kamu larang aku buat kerumah tadi? Kamu lagi ketawa sama dia!!"
Melihat tatapan tajam yang diberikan Nathan membuat Ayla menelan salivanya kasar. Ayla tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...