Cinta bukan bagaimana cara mempertahankan, tapi tentang bagaimana menerima kekurangan satu sama lain di dalamnya _ Alya
Kelebihan ku adalah mencintaimu tanpa mengenal waktu. Dan kelemahan ku adalah melihatmu bersama laki laki lain. _ Nathan
Happy reading All❤️
Mereka mulai berpencar mencari keberadaan Alya. Serasa tidak ada keberadaan gadis itu di lantai dua, mereka mulai menuruni tangga.
"Kok gelap?"
"Kok gada cahaya?"
"Kok gue ga bisa liat!"
"Kenapa semua lampunya padam?"
Dari pertama ucapan Alvin, Rian, dan Leon. Hanya ucapan Aldo lah yang paling benar
Semuanya terheran-heran saat menuruni tangga, seluruh ruangan di lantai satu gelap, tidak ada cahaya lampu.
Disaat semuanya mulai bergerombol mencari jalan bersama sama. Popi juga mulai panik, dia tidak percaya bahwa disini ternyata ada berbau bau mistis seperti ini "Angker amat nih Vila" ucapnya dibelakang Abel
"Popi diem!" ucap Abel.
Mereka mulai berpegangan tangan untuk mencari pintu keluar
Dengan berjalan dan tangan yang saling berkaitan satu sama lain. Alvin berusaha mencari saklar lampu. Dia mengingat tempat saklar lampu itu saat pertama masuk Vila
"Vin, dah ketemu belom?" tanya Aldo yang terus mengiring cewek cewek dari belakang
"Sebentar lagi!"
Alvin terus meraba dinding, hingga hitungan ketiga laki laki itu menemukannya dan...
Terkkk
Semua lampu menyala secara bersamaan, menerangi ruangan bawah. Mereka bernapas dengan lega
"Hufffhhhhh!"
"Akhirnya!"
"HAAAAA!!!!!" teriak Popi membuat semua terkejut.
Gadis itu sangat terkejut mendapati dua mahkluk yang tengah meringkuk, tidur di sofa depan TV.
Semua memandang Popi dengan raut wajah yang membingungkan.
"Kenapaa?" Vera menaikan satu alisnya
Popi mengarahkan dagu dan jari telunjuknya ke depan agar mereka bisa melihatnya. Mereka menuruti petunjuk Popi dan menatap ke depan secara bersamaan
"Haaaaaa!!!!" teriak mereka tidak kalah terkejutnya seperti Popi. Mereka melihat Alya yang sedang tertidur bersama Nathan dengan posisi meringkuk. Saling memeluk.
"Anj***!! mata gue udah nggak suci" teriak Aldo heboh sudah seperti Rian
"Gila!! ngebet amat dah si Nathan" timpal Rian menggeleng kan kepalanya tidak percaya
"Pasti Kakak lo deh yang ambil kesempatan dalam kesempitan" sinis Abel memandang Yuna
"Nathan!"
"Alya!"
"Nathan! Alya!... Bangun woyyy kebanjiran!!" teriak Alvin lagi di samping telinga mereka berdua
Alya dan Nathan tergelonjat kaget mendengar suara Alvin yang menembus keras gendang telinganya
Dengan satu mata yang masih tertutup, Alya memandang mereka semua yang berdiri mengelilinginya. Alya bingung, kenapa wajah mereka semua terlihat seperti berbeda. Tatapannya turun, dan menyadari sebuah tangan kekar sedang memeluknya. Wajahnya seketika berubah merah mendapati wajah Nathan didekatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...