*Jangan pelit memberikan vote di awal😄 dan komen di akhir yaa🤗
Happy reading all❤️
"HAAAA!!" teriak ketiganya, kompak.
"Astaga, mati gue! gue ngomongin kak Nathan ketauan adiknya" ucap Popi melirik Yuna
Vera dan Abel masih memandang tidak percaya Yuna di depanya.
Yuna tersenyum kecil mendengar ucapan Popi. Dia mengulurkan tangannya didepan Abel
"Gue Yuna" Abel menerima uluran tangan Yuna. Yuna pun melakukan hal yang sama terhadap Vera dan Popi
"Semoga kalian bisa anggap gue sahabat juga" harapan Yuna menatap keempat teman barunya "Dan soal kakak gue, tenang aja gue akan tutup rapat rapat kok" sambungnya, berbisik di telinga Popi. Membuat gadis itu bernapas lega
Tring....... tring.
"Lo duduk di sebelah Leon aja ya? soalnya yang kosong cuman disitu"
tunjuk Alya ketika Yuna mengikutinya"Al! dia Leon pembalap itu kan?? Apa gue salah liat?" bisik Yuna. Menengok ke meja Leon. Begitu senangnya ternyata laki laki yang bernama Leon satu kelas dengannya
Alya mengangguk. Menarik tangan Yuna menghampiri Leon
"Yon" panggil Alya
Leon yang sedang memainkan ponselnya langsung mendongak. Menaikkan satu alisnya menatap Alya di depannya
"Maaf yah soal kemaren?" Basa basi Alya, merasa tidak enak apa yang telah kekasihnya lakukan
"Santai aja Al, gue ngerti kok!" jawab Leon. Meski wajahnya terluka akibat pukulan yang Nathan berikan. Laki-laki itu tidak mempersalahkan Nathan sepenuhnya
"Yon, boleh yah dia sebangku sama lo?" pinta Alya. Melirik Yuna lewat ekor matanya
"Boleh lah duduk aja!" balas Leon yang sempat menatap Yuna di samping Alya
"Makasih" ucap Yuna. Langsung meletakkan tasnya di samping kursi Leon
Selamat pagi anak anak, Guru Guru sedang ada rapat.
Hari ini kalian tugas saja. Silahkan kalian kerjakan buku paket halaman 47 bersama bangku belakang kalian masing masingGuru hanya masuk sekedar memberikan informasi. Setelahnya ia langsung pergi kembali sesuai informasi yang beredar, adanya kegiatan rapat.
"Al Lo ngga akan lupain kita kan meskipun sekarang udah ada Yuna" gumam Abel meski tangannya menari-nari di atas buku
Alya menghentikan kegiatannya, bingung tiba tiba Abel menanyakan hal tersebut. "Ya nggak lah Bel. Gue itu udah anggep kalian kaya saudara sendiri"
"Lagian dia udah jadi sahabat kita juga kan?" jawab Vera sambil menatap soal di depanya
Mereka mengangguk.
Tring....tring ....tring...
Belum selesai suara bel terhenti, semua siswa langsung berhamburan keluar dari kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...