Happy reading ❤️❤️❤️
Suasana begitu menyeramkan di ruangan yang bercat putih dengan bau obat obatan tersebut. Didalam sana terdapat Nathan dan Rafa yang berdiri disisi brankar tempat Alya duduk
Meski terhalang brankar ditengah tengah antara mereka, namun Alya tetap khawatir jika mereka akan kembali adu tonjok..ralat! Bukan adu tonjok melainkan hanya Nathan yang memukuli Rafa tanpa ampun. Jika Alya tak memaksa kekasihnya ini untuk bersikap tenang dan mendengarkan penjelasnya maka mungkin Rafa sudah habis dia hajar Nathan
Tatapan yang diberikan Nathan kepada Rafa begitu mengerikan, Alya saja hampir tak berani menatapnya. Namun berbeda dengan Rafa, laki laki terlihat seperti tidak terjadi apa apa tetap tenang.
Namanya juga ketos..
"Kenapa kamu mukul kak Rafa tiba tiba kaya tadi?" Pembukaan Alya diberikan kepada Nathan.
"Kamu bela dia?" tanya Nathan dingin
"Aku tanya sama kamu Nath?" ulang Alya mencoba untuk berani
"Aku juga tanya sama kamu, Al?" Nathan menirukan gaya bicara Alya
Ckk...
"Susah emang kalo nanya sama orang keras dan kasar kaya kamu" ucap Alya, dengan nada kecil namun terlalu sepinya ruangan ini masih bisa terdengar oleh Nathan dan Rafa
"Gimana ngga marah! Kalo liat ceweknya mesra mesraan sama cowok lain!!" sindir Nathan melirik Rafa yang masih terdiam seperti patung
"Nath, yang kamu liat itu ngga seperti apa yang kamu bayangin. Aku cuma-
"Aku tau ini bukan salah kamu!" potong Nathan. Menatap Alya tegas "Tapi salah dia!" sambung Nathan yang akhirnya menatap Rafa
"Lebih baik lo pergi sekarang!" usir Nathan. Dia duduk di brangkar, sebelah Alya. Mencoba mengendalikan emosinya
Nathan melirik Rafa yang masih enggan beranjak dari posisinya "Lo nggak denger gue bilang apa barusan?"
"Kaki kaki gue!" jawab Rafa akhirnya
"Bebas dong mau pergi atau enggak! dan telinga juga telinga gue. Mau gue dengerin lo atau nggak bukan urusan lo!" jawab Rafa tak kalah tegas membuat Nathan skakmat
Sekali lagi Nathan menahan napasnya. Fokus Menatap wajah pucat Alya.
"Cerita sama aku kenapa kamu sampai sakit dan sampai dirawat disini?" Nathan mengusap punggung tangan Alya tidak memperdulikan kehadiran Rafa
"Kecapean doang kok"
Kalo aku bilang sakit aku, ini karena awal dari penyakit aku....
Gimana reaksi kamu Nath??Apa kamu akan tetep sayang sama aku?? Apa kamu ngga malu punya cewek kaya aku? atau ....kamu bakalan ninggalin aku sendiri ?
Alya menatap kedua mata Nathan dalam dalam, rasanya dia tidak ingin kehilangan sosok Nathan. Tanpa sadar air mata Alya turun begitu saja membasahi pipinya dan semua itu membuat Nathan terheran heran
"Hey, kamu nangis?" Nathan mengusap pipi Alya dengan kedua ibu jarinya
Secepatnya Alya menggelengkan kepalanya "Mata aku perih," sanggah Alya. Tersenyum mendapatkan perhatian dari kekasihnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...