Setelah mengantarkan gadisnya, Nathan melangkah menyusuri koridor, kembali ke kelasnya. Langkahnya sempat terhenti tepat di depan ruangan musik yang tertutup rapat. Terlihat dari balik jendela, dua orang yang sedang berbincang serius membelakanginya.
Nathan kembali melangkah. Entah seorang anak dengan ayahnya atau suara guru dengan muridnya, ia tidak peduli tentang itu
"Apakah kamu tidak sayang terhadap mama kamu?!" Suara berat paruh bayah memenuhi ruangan tersebut, menghentikan langkah Nathan
"Apakah kalian sayang terhadap saya?"
"Pulang lah Rafa, Mama kamu saat ini membutuhkan kamu!"
Rafa tersenyum menyeringai, mendengarkan ucapan ayahnya. "Apakah kalian ada disaat saya butuh kalian?"
"Papa tunggu dirumah satu jam lagi. Datanglah ke alamat ini kalo kamu ingin melihat adik kecilmu untuk yang terakhir kalinya" ucap Kenan memberi alamat rumahnya lalu pergi begitu saja
****
Arya dan Alya memasuki rumah
Kenan. Alya dibuat bingung dengan yang dilakukan Arya. Rumah siapa ini?? Kenapa papahnya membawanya kesini. Itulah yang ada dipikirannya"Alya!" ucap Iren melihat anak dan suaminya datang
"Mama kok ada disini juga?? Sebenarnya ada apa sih mah, pah?" tanya Alya memandang kedua orang tuannya
"Ayo ikut mama!" Iren menarik tangan Alya. Membawanya ke kamar Ayla
"Nita... Ayla! " panggil Iren membuat dua perempuan itu menoleh ke arahnya
"Lo!!" teriak Alya melihat sosok Ayla didepanya
"Ini Alya, anak aku. Kembaran dari Ayla"
Nita dan Ayla tentu terkejut, begitu pun dengan Alya. Gadis itu membuka matanya lebar lebar tak percaya
"Apa mahh?"
"Mah! Ini Serius??"
"Dia?--- Alya tidak bisa berkata kata, dia hanya menunjuk Ayla dengan jarinya. Meminta penjelasan
Iren mengangguk, dan tanpa ba bi bu Alya langsung memeluk tubuh Ayla yang membuat sang empunya hampir terjengkang ke belakang
"Kita kembarr!!" girang Alya.
"Akhirnya gue punya saudara, juga!!" Alya tersenyum senang dibalik pelukan Ayla
Iren tersenyum terbaru melihat kedua putrinya "Makasih, Nita. Smua ini berkat kamu"
Nita tersenyum seperti senyum yang dipaksakan. Entah bagaimana nanti kehidupannya tanpa seorang anak perempuannya
Dengan berat hati Nita mengijinkan mereka untuk membawa Ayla, namun dengan syarat. Ayla akan sering main kerumahnya dan Iren atau pun Arya tidak melarang hubungannya yang sudah seperti ibu dan anak kandung terhadap Alya
Setelah Arya dan Iren menyetujui. Mereka mulai membereskan barang barang Ayla yang nanti akan dibawanya
Satu jam setelahnya, mereka sudah berkumpul di ruang tamu dengan Ayla yang membawa koper barang barangnya
"Pah! Apa kak Rafa nggak mau pulang juga?" tanya Ayla pada pada Kenan dengan suara kecil. Ayahnya memang sudah menjelaskan pertemuannya dengan Rafa di bandara waktu kalian
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...