Dugghh!!
Tubuh Alya merosot membentur dada Nathan. Beruntungnya dengan sigap laki laki itu langsung menahannya sebelum benar benar jatuh ke lantai
"ALYA, ALYA!" Nathan mencoba mendongakkan wajah Alya yang sudah menutup kedua matanya rapat rapat. Ada perasaan bersalah melihat keadaan kekasihnya tidak berdaya seperti ini. Lagi lagi dialah penyebab semuanya.
Nathan mengangkat tubuh Alya ke dalam pelukannya. Berjalan keluar dari gudang dengan wajah yang berubah panik
Dobrakk!!
Siswa siswi di koridor yang melihat Nathan membawa Alya pun merasa heran. Namun keadaan itu tidak begitu menyita keributan karena jam pelajaran sudah kembali masuk
Nathan membaringkan tubuh kecil Alya di brangkar yang tersedia di ruangan UKS. Sialnya disaat seperti ini tidak ada yang berjaga di UKS membuat Nathan lebih emosi
Gue di UKS, Alya pingsan! ucap Nathan. Memberitahu seseorang di seberang sana.
Nathan terduduk di kursi samping brangkar Alya. Memandangi wajah Alya yang masih terdapat sisa air mata. Tatapanya teralihkan pada luka lebam di kening alya. Ternyata benar apa yang dikatakan gadisnya.
Tangan Nathan terulur menghapus air mata Alya dengan lembut. Tersenyum kejut merutuki kebodohannya, Kenapa dia begitu mudah untuk marah. Tidak bisa kah dia Menahan diri sebentar lalu mendengarkan penjelasan Alya. Jika semua itu bisa terjadi, mungkin Alya tidak akan berakhir disini.
"jangan buat aku khawatir sayang, maafin aku. Maaf aku terlalu kasar. Aku yang udah buat kamu kaya gini" Nathan menciumi punggung tangan Alya dengan lembut
Ceklek
Pintu terbuka, memperlihatkan sahabat sahabat Nathan dan Alya yang langsung menghampiri Alya. Mereka terlihat sangat khawatir
"Gimana kondisi Alya??" tanya Alvin langsung Alya
Nathan hanya menggelengkan kepalanya lemah. Berdiri dan memandangi semuanya
"Semua ini salah gue. Maafin gue Vin gue ngga bisa jaga Alya. Gue malah buat dia takut" Nathan memukul mukulkan tangannya ke tembok sebagai rasa kekesalannya
"Udah kak! Jangan salahin diri kakak sendiri" Yuna mencoba menghentikan Nathan. Berdiri dibelakang kakaknya, namun Nathan masih meluapkan rasa bersalahnya
Shhttt..Lirih Alya memegangi kepalanya persamaan dengan kedua matanya yang terbuka.
"Al, lo udah sadar?" Alvin mendekat. Membantu Alya yang ingin duduk
Nathan menengok ke belakang. Tersenyum tipis ketika Alya menatapnya. Laki laki itu berjalan dengan langkah kecil mendekati Alya.
"Maafin aku Al. Semua ini salah aku, aku terlalu mementingkan emosi aku sampai lupa dengerin penjelasan kamu" Nathan duduk didepan Alya. Menunduk setelah selesai mengucapkan kalimatnya
Alya mengelus rambut Nathan lembut. Membuat Nathan kembali menatap wajahnya
"Aku ngerti kok, Maafin aku juga dan soal tad-
Sussstt!! Nathan menempelkan jari telunjuknya di bibir Alya.
"Ngga usah di bahas lagi!" potong Nathan. Menggelengkan kepalanya. Tidak ingin mengungkit masalah yang tadi
"Ekhem!!" Yuna memberanikan dirinya membuka suara.
"Al?"
"Kenapa?" bingung Alya, ketika Yuna tiba tiba menatapnya serius
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...