"Lo mau bareng?" tanya Alya ketika berpapasan dengan Ayla di meja makan.
Ayla mengangguk, "Mau berangkat sekarang?"
"Iya....tapi kalo lo mau sarapan dulu juga gapapa kok, gue tungguin" Alya ikut duduk didepan Ayla. Melirik kembarannya yang tengah menyiapkan roti
"Kamu?"
"Gue makan di kantin sekolah aja, takut telat." jawab Alya. Sayangnya, ketakutan akan Nathan menjemputnya lebih besar daripada hanya telat masuk sekolah.
Itulah alasan Alya berangkat lebih awal
"Yaudah aku juga sarapan di sekolah aja deh ....." Ayla kembali meletakkan rotinya di piring. "Lagian hari ini aku piket kelas," sambungnya menatap Alya
Alya mengangguk "Oke!" lalu saudara kembar itu berjalan keluar rumah beriringan, ke garasi mobil
****
Setelah Alya mengantar kembarannya tepat di depan gerbang sekolah bakti. Ia langsung melanjutkan perjalanannya ke sekolah Garuda
Hanya butuh beberapa menit untuk Alya sampai ke gedung sekolahnya. Kini mobil Alya Sudah terparkir rapih di parkiran
Alya keluar dari mobil, berjalan menyusuri koridor. Sepi amat! gumamnya. Menyadari dari awal koridor hinga hampir sampai kelasnya tidak melihat siswa siswi seperti biasanya
Gue yang terlalu kepagian atau mereka yang kesiangan? tanyanya dalam hati
Jujur saja, Alya belum pernah berangkat sepagi ini. Biasanya gadis itu berangkat jam tubuh kurang sepuluh menit atau tujuh menit. Tapi sekarang? Alya berangkat pukul lima lebih tiga puluh menit. Bayangkan!
Alya melewati kelasnya yang masih sepi belum terdapat satu orang pun didalamnya. Ia langsung melangkah ke kantin untuk sekadar sarapan membeli roti
"Alya!" seru seseorang membuat Alya yang sedang menelan rotinya tergelocat kaget
Orang tersebut terdiam beberapa saat, menatap Alya dari atas sampai bawah. Lalu ikut duduk di depan Alya
"Lo ngapain disini?" tanya Alya melihat Rafa yang tiba tiba tiba duduk di mejanya
"Gue kan OSIS, bebas dong!" jawab Rafa dengan nada sombong yang dibuat buat.
"Terserah Kakak Osis aja, deh!" balas Alya membuat laki-laki itu terkekeh kecil
"Lo sendiri Ngapain pagi pagi udah dateng?" tanya Rafa balik. Mulai serius
Alya melirik bungkusan roti dan air mineral di depannya "Sarapan!"
"Kapan lo pulang dari Singapore?"
Uhukkkk uhukkkk
Alya yang Sedang meminum minumannya tiba tiba tersedak dengan pertanyaan Rafa.
"L-lo tau dari siapa gue ke Singapore?" tanya Alya seketika wajahnya berubah. Menatap Rafa Serius
"Ayla.." jawab Rafa membuat Alya menghela napas lega, dia meletakkan bungkusan rotinya dimeja. Lalu bersandar di punggung kursi,
Tante Cleo ngga mungkin bilang apapun ke Rafa, gue yakin dia ngga akan ingkar janji!
"Ouh yah," Rafa memajukan duduknya menatap lebih dekat Alya, "Kenapa Lo suruh Ayla buat jadi lo?" bisiknya membuat Alya membulatkan kedua matanya terkejut
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...