Happy reading ❤️
Dengan emosi, Nathan langsung melempar ponselnya hingga membentur tembok kamar.
Rian dan Aldo yang sedang bermain PS pun tergelonjat kaget, mereka menengok kebelakang. Langsung menghentikan permainannya dan berdiri di samping Nathan
"Ya elah Nath mentang mentang lo orang kaya, seenaknya aja lempar ponsel" Rian memungut benda hitam dibawahnya yang sudah hancur. Kasian sekali nasibnya, menjadi sasaran amarah sahabatnya meski ponsel itu masih bagus.
"Sinin ponsel Lo! Gue mau telfon Alya" titah Nathan menatap Aldo
"Gue nggak punya nomernya Alya, Natt" jawab Aldo seadanya
"Nih ponsel gue aja, gue simpen nomernya Alya" ucap Rian. Bangkit dan menyerahkan ponselnya di depan Nathan
Senyuman Rian hilang sesaat melihat keterdiaman kedua sahabatnya. Rian menatap bingung Aldo saat laki laki itu dengan sengaja menyenggol lengannya.
"Kenapa, lo?"
"Lo chatingan sama Alya? nggak takut diamuk cowoknya!" ancam Aldo yang terdengar oleh Nathan. Laki laki itu hanya menatap tajam Rian tanpa ekspresi
Rian menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, "Yaudah kalo nggak mau" ucap Rian ingin kembali memasukkan ponselnya pada saku celananya
Nathan langsung merebut ponsel ditangan Rian dan mencari kontak Alya
Sementara ditempat lain, Alya masih di dalam sebuah Cafe tertahan oleh Marcel. Entah apa yang harus dia lakukan untuk menghindari laki laki itu
Tring...Tring...
"Rian?" gumam Alya bingung menatap layar ponselnya. Untuk sesaat Alya mengira Nathan yang menelponya, tapi ternyata orang lain. Tapi bukankah itu bagus?
"Halo?"
"Dimana?"
"Nath... Nathan!?" Alya menegakkan tubuhnya sempurna. Sekali lagi mengecek nama sang penelepon.
"Kamu?"
"Dimana!"
"Aku-
"Pulang sekarang atau aku samperin kesana!" ancam Nathan dari seberang sana, membuat Alya bungkam
Alya melirik Marcel yang sedang fokus meminum jusnya, entah laki-laki itu mendengar ucapannya atau tidak, Alya tidak peduli.
"Aku pulang!" putusnya. Lalu mematikan telfonnya sepihak.
"Aku mau pulang!" ucap Alya. Berdiri dari duduknya menatap Marcel. Terlihat ekspresinya sepertinya terkejut mendengar ucapannya.
"Aku antar!"
Mereka mulai keluar dari Caffe, dengan Marcel yang memimpin jalan menghampiri motor ninja warna merah di parkiran
Tin tin!!
"Boss! kok lo mau pulang sih? baru juga sampe kita kita" sebuah motor berhenti di depan, menghalangi motor Marcel.
"Ngga seru lah!" sahut motor lain dibelakangnya. Warna dan motor yang sama seperti milik Marcel
Alya melirik mereka yang menurutnya tidak asing. Dia mulai mengingat ngingat memori di otaknya, ingatannya berputar pada tiga orang yang pernah menghadangnya dijalan bersama Nathan dulu. Jadi dia temanya Marcel. Batin Alya
Ketiga laki laki itu menatap Alya dibelakang Marcel "Udah beres?"
Marcel memutar tubuhnya melirik Alya, lalu tersenyum sebagai jawaban pada sahabat sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...