Satu hari sebelum Pergi|73

3.9K 155 25
                                    

Cinta yang begitu besar tidak akan ada keraguan di dalamnya..


Cinta gue terlalu besar...Karena itu gue ngga Pernah meragukan bahwa dia sebenarnya orang lain

Gue terlalu mempercayainya sampai tidak terpikirkan kalo dia akan berbohong .___Nathan

Nathan tak henti hentinya menatap lampu di atas pintu ruang operasi. Hatinya selalu gelisah, menunggu lampu itu padam dan keluarnya tem dokter namun sudah beberapa jam semua itu tak terlihat.

Setelah semua kejadian di ruangan Alya tadi, Iren langsung memanggil dokter dan dokter tersebut mengatakan bahwa Alya harus segera di operasi. Jika tidak? Entahlah apa yang akan terjadi

Semua anggota keluarga pasti akan menerima usulan Dokter tersebut untuk kesembuhan Alya. Namun yang membuat mereka khawatir saat ini adalah dokter mengatakan bahwa operasi itu akan berhasil hanya 45% sementara 55%nya lagi bisa merenggut nyawa Alya

"Nath...."

Nathan mendongak saat seseorang menghampirinya. Dan hal ia benci adalah suara dan wajah yang mirip Alya lah yang berada di depannya.

"Pergi. Gue ga mau liat muka lo!" ucap Nathan sama sekali tidak menatap Ayla

"Aku bakal pergi kalo kamu makan ini" Ayla memberikan bungkusan roti dan air mineral ditangannya

Nathan langsung bangkit dari duduknya, menatap tajam Ayla.
"Lo suruh gue makan sementara Alya pacar gue, lagi bertaruh nyawa didalam sana? Apa Lo punya otak!" bentak Nathan membuat yang lainya menoleh ke arahnya

Ayla menunduk, terkejut dengan sikap Nathan.

"Nathan maaf, bukan begitu maksud aku" Ayla mendongak menatap Nathan.

"Sekarang udah pagi hari, yang lain udah makan hanya kamu yang belum Nath. Aku cuma ngga mau kamu sakit itu aja" cicit Ayla kembali menatap ke lantai, tak berani menatap amarah Nathan

"Apa hak lo buat ngatur hidup gue ha?!" ucap Nathan dingin Namun mampu membuat hati Ayla tercubit

Ayla tiba-tiba tersentak saat seseorang menarik tangannya. "Ini!" ucap Alvin memperlihatkan tangan kiri Ayla di depan wajah Nathan

"Dia punya hak sebagai tunangan lo!" tegas Alvin menjatuhkan tangan Ayla kembali.

"Nathan, Alvin, Tante mohon jangan ribut disini. Dan soal makanan itu semua rencana Tante. Ayla nggak salah Nath, Tante yang nyuruh Ayla buat ngasih semua itu buat kamu" jelas Iren menengahi Alvin dan Nathan yang akan bertengkar.

Iren tau Nathan sama sekali belum makan atau minum apapun. Dia menyuruh anak anak lain ke kantin RS dan membelikan sesuatu untuk Nathan. Dia bisa menebak bahwa laki-laki itu tidak akan mau menerimanya, jadi Iren menyuruh Ayla untuk memberikannya pada Nathan. Ia berfikir Nathan akan menerimanya karena wajah Ayla sama persis seperti wajah Alya. Namun kenyataannya tidak.

"Tante Cleo" kejut Rafa langsung berdiri dari duduknya. Melihat Cleo berjalan ke arahnya dengan mengenakan seragam putih

Semua anak-anak lain ikut berdiri begitupun Nathan, Alvin, dan Iren menoleh ke sumber suara

"Makasih, Tante udah mau kesini buat Alya. Aku mohon selametin Alya Tan, dia--

Dokter Cleo langsung memeluk Rafa mencoba menenangkan keponakannya. "Tante tau, dan Tante akan berusaha semampu tante" ucap Dokter Cleo. Melepaskan pelukan Rafa dan berjalan ke arah Iren dan Alvin yang berdiri didepan pintu ruangan operasi

ALYA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang