Alya berjalan dengan cepat dan langsung membuka ruangan Nathan. Membuat laki laki yang Sedang duduk itu tergelocat kaget melihat kehadirannya
"Alya....kamu cepet banget. Jusnya mana?" tanya Nathan menyadari bahwa gadisnya tak membawa apa apa ditangannya
"Jus?" gumam Alya
"Kamu sendiri kan yang nawarin mau beliin jus buat aku, sekarang mana jusnya" ulang Nathan melihat kebingungan Alya
Astaga Alya, Lo ceroboh banget sih! Untung Ayla lagi ga ada disini. Batin Alya. Mengingat ia sendiri yang menyuruh Ayla untuk menjaga Nathan
"Maaf aku lupa" ucap Alya memperlihatkan deretan giginya
"Gimana kondisi kamu? udah baikan?"
Nathan mengerutkan keningnya menatap Alya. Sudah dua kali gadisnya menanyakan hal yang sama.
"Sekarang aku boleh pulang, itu tandanya aku baik baik aja"
Alya mengangguk ikut bahagia mendengar berita itu. Ia menyentuh kening Nathan memastikan suhu tubuh laki-laki itu
Nathan menyentuh tangan Alya di wajahnya "Pipi kamu kenapa?"
Alya langsung menarik tangannya dari genggaman Nathan, membuang wajahnya ke arah lain. Dan menutupi sebagian pipinya dengan rambut
"Alya, pipi kamu kenapa?" ulang Nathan membuat Alya terdiam
"Gapapa"
"Kenapa ditutupin segala?"
"Al....." Nathan menyelipkan rambut Alya ke belakang telinga gadis itu. Hingga bekas tamparan terlihat semakin jelas
"Aku--jatoh, Nath!" Alya memandang ke bawah
"Aku tau kamu bohong!.... Siapa yang lakuin?" tanya Nathan masih bersiap santai
Alya kembali menatap Nathan, bagaimana mungkin kekasihnya itu bisa tau apa yang sebenarnya terjadi
"Nath aku udah bilang kalo aku--
"Siapa Alya?!"
"Rafael?"
Alya langsung menggeleng cepat
"Siapa Al..?" cecar Nathan "Apa perlu aku cari tau sendiri?" tanya Nathan menunggu gadisnya berkata Jujur
"Aku...... ditampar" cicit Alya. Menunduk tak berani menatap mata Nathan untuk yang sekian kalinya.
"Sama?" Nathan tau Alya akan berusaha menutupi kejadian sebenarnya. Tapi dia ingin tau semuanya
"Al..."
"Marcel" jujur Alya Akhirnya.
"Brengsek!" Kesal Nathan penuh penekanan. Wajahnya langsung berubah, mata tajamnya memperlihatkan akan kemurkaan laki laki itu.
Nathan melepas kasar selang infus ditanganya. Langsung turun dari brangkar hendak keluar. Tidak boleh ada yang menyakiti gadisnya
"Nathan kamu mau kemana?"
Alya mencoba menghalangi Nathan namun kekuatan laki laki itu lebih besar darinya. Alya tak bisa menghalangi Nathan pergi
"Akhhhh!" gumam Alya memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing.
"Alya kamu kenapa?" Nathan kembali berbalik menghampiri Alya.
Buru buru Nathan mengendong Alya, merebahkannya di atas brankar "Aku panggil dokter!" ucap Nathan namun langsung ditolak oleh gadisnya
Alya langsung mengubah posisinya menjadi duduk "Aku ngga papa Nath, aku cuman kecapean" jelas Alya menahan rasa sakitnya yang sudah sedikit berkurang
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...