"AYO ALYA!!"
Nathan mengembuskan napasnya berlahan, mencoba mengontrol emosi yang hampir saja meluap. Rasa kasian
Itu timbul ketika menatap wajah sang kekasih yang sedikit ketakutan"Jam berapa sekarang?"
"Dari mana aja?"
"Kenapa telfon aku ngga ada yang di angkat??"
Alya kembali menatap Nathan ketika pertanyaan-pertanyaan rendah itu menyapa telinganya.
"Aku ke Caffe terus pergi nonton"
jawab Alya dengan suara rendah,"tiketnya habis dan kita masuk di jam berikutnya" jelasnya"Telepon?" Alya diam. Menatap ketiga sahabatnya.
"Ketinggalan di mobil"
"Yaudah. Sekarang pulang, udah malem!"
Alya yang sudah membuka mulutnya hendak menolak. Kembali bungkam ketika Vera menyenggol lengannya.
"Al lebih baik lo pulang sekarang deh, kita bisa nginep nanti nanti aja. Gue ngga mau kalo sampai rumah gue di ancurin sama pacar lo itu" bisik Vera
Alya menatap kesal Vera.
"Bener Al.." ucap Abel yang di amgguki Popi disebelahnya
"Nggak seru kalo ributnya malem malem begini" sahut Popi
Ckkkkk!!
Setelah itu Alya langsung beranjak pergi meninggalkan sahabat sahabatnya dan Nathan yang masih diruang tamu rumah Vera.
"Pulang sama aku!" Nathan menarik pergelangan tangan Alya tepat saat Alya membuka pintu mobil miliknya
Alya kembali menutup pintu mobilnya, tanpa menjawab langsung putar balik dan masuk ke mobil Nathan.
Brakkk!!
Alya sengaja menutup pintu mobil dengan keras, meluapkan rasa kekesalan yang tidak bisa ia tuangkan.
Nathan hanya bisa menggeleng, lalu ikut masuk, menempati tempat kemudi
"Sampai kapan kamu diem aja kaya gini?" tanya Nathan. Matanya sesekali melirik ke Alya dan jalanan didepanya.
Belum ada jawaban. Nathan tau Alya marah padanya. gadis itu sepertinya kesal dengannya.
"Soal tadi?"
"Aku mau nginep sama mereka!" potong Alya ditelahnya, "tapi kamu malah seenaknya larang larang aku, kan!" Alya membuang pandangannya ke luar jendela.
Sekali lagi Nathan menarik napas, dan menghembuskannya secara berlahan. Mencoba setenang mungkin.
"Harusnya yang marah itu aku Al.." pandangan mata Nathan lurus ke depan
Alya diam diam melirik Nathan disampingnya. Bingung apa yang terjadi dengan kekasihnya itu.
"Kamu ngga tau seberapa khawatirnya aku saat tau kamu ngga ada kabar?"
"Aku takut kamu Kenapa kenapa"
"Apa itu salah?" lanjut Nathan membuat perhatian alya teralihkan. Seakan ada sesuatu yang langsung membuatnya sadar Alya terdiam dengan pikirannya
Keadaan diam sesaat.
"Maaf. Aku ngga ijin ke kamu buat pulang malem" yah, Alya mengaku dia lah yang salah disini.
Laki laki itu tidak menjawab apapun. Nathan malah menghentikan mobilnya ditepi jalan membuat kebingungan Alya bertambah.
Laki laki itu melepas sefty belt ditubuhnya. Mendekati Alya dengan tatapan yang tajam hingga membuat keberanian Alya menciut
Alya menegakkan tubuhnya, berusaha bernapas normal "Aku---"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...