Keluarga adalah harta terpenting yang tak bisa tergantikan dengan apapun
_____________________________________Didalam kediaman keluarga Darken suasana begitu heboh sejak kedatangan Ayla dirumah itu. Kini mereka sedang berkumpul di ruang keluarga dengan Alya yang selalu mengoceh dan tidak berhenti bertanya pada Ayla.
"Mama sama papa kenapa ngga pernah cerita sih kalo aku punya kembaran?"
Arya dan Iren saling melirik. Tersenyum melihat tingkah Alya yang terlihat bahagia sejak membawa Ayla
"Waktu itu kita ngga mau terlalu berharap sayang"
"Tapi kan---
"Yang penting kan kamu sekarang udah tau dan udah tinggal bersama saudara kamu juga" potong Arya
"Iya sih" Alya menatap Ayla disampingnya.
"Ay kamu masih ngrasa canggung yah sama kita?"
Iren memperhatikan gelagat Ayla sejak kepulangannya dari rumah Kenan sampai sekarang. Anak keduanya itu hanya diam dan sesekali tersenyum menjawab Alya
"Ng-nggak kok tan..mah, Ayla nyaman tinggal bersama kalian"
Iren tersenyum bahagia. Dia kira Ayla akan menolak tinggal bersamanya dan kembali lagi ke rumah Nita. namun pikirannya lega saat mendengar peruntunan dari anaknya
"Mah! pah! Tau ngga sih Ayla ini suka banget nabrak nabrak Alya, loh" mulai Alya, mengadukan awal pertemuannya
Iren dan Arya memandang Ayla serius "Beneran sayang??"
Ayla mengangguk, tersenyum tipis "iya mah, pah"
"Itu namanya takdir sayang. Coba aja kamu nggak ditabrak Ayla, pasti kita nggak akan bersatu seperti ini" terang Arya. Merasa bersyukur dengan semua kejadian yang dilalui Alya
"Oh ya Al, kamu sudah kabarin kak Alvin tentang semua ini" Iren mengganti topik, mengingat keponakanya yang sudah tidak tinggal dirumahnya
Alya menggeleng
"Biar papa aja mah" Arya mengambil ponselnya di meja. "Nunggu Alya lama"
"Ngga" Alya merebut ponsel Arya. Kembali menaruhnya di atas meja "Aku yang bakal kasitau" ucap Alya, "Tapi nanti" lanjutnya tersenyum jahil
Iren hanya bisa tersenyum tipis melihat sikap anaknya yang jauh berbeda dari kembarannya. Ayla yang kelihatanya pendiam, sopan, bicaranya pun halus, tapi Alya, Dia selalu teriak teriak, dan bicaranya kadang suka tidak sopan sama orang yang lebih tua. Tapi ia yakin Alya dan Ayla anak yang baik meski dengan Sikap yang berbeda
"Mamah masak dulu, deh! sebentar lagi waktunya makan malam" bangkit Iren yang dia anggukki semua nya
****
Ayla masuk ke kamar Alya. Tidak! Lebih tepatnya Alya yang menarik tangan Ayla untuk masuk ke dalam kamarnya saat Ayla ingin memasuki kamar
Alya tengah kebingungan mencari sesuatu benda di dalam lemari dan meja belajarnya, bahkan laci laci kecil pun ia buka. Seingatnya dia menyimpan di lemari tapi hasilnya nihil
"Kamu nyari apa Al?"
"Nah ini dia!!" teriak Alya menemukan benda yang dicarinya, tertumpuk beberapa buku di meja belajarnya
Alya membawa benda tersebut dan duduk di samping Ayla.
"Ini foto lo kan?"
"Dia pacar Lo??" tanya Alya lagi. Memperlihatkan sebuah foto yang sempat ia simpan
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA [Selesai]
Teen FictionWarning!!⚠️ Don't copy my story!! Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Dibalik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, possesif begitu meningkat, kecurigaan menjadi hari hari seperti penuh kerikil...