Alya pergi|50

3.5K 120 20
                                    

Pagi hari ini Alya tengah duduk serius bersama Ayla di didalam kamarnya.  Kemarin malam gadis itu merengek untuk pulang, meski sempat mendapat penolakan dari pihak rumah sakit terutama Cleo. Dokternya sekaligus Tantenya Rafa, Alya terus merajuk pada Iren mamahnya dan dokter Cleo tanpa sepengetahuan siapapun

Sunyi, itu lah suasana di antara saudara kembar Alya dan Ayla yang tengah duduk bersebelahan di ranjang tempat tidur milik Alya. Ayla menunggu Alya membuka suaranya sementara Alya dia bingung harus mengatakan dari mana

"Al?" ucap Ayla membuyarkan lamunan Alya

"Tadi kamu bilang ada yang mau diomongin, kok sampai sekarang masih diem aja??"

"Se- sebenernya gue mau minta bantuan sama lo?" ucap Alya menatap Serius Ayla di sampingnya

Ayla mengerutkan dahinya "Bantuan??"

"Bantuan apa?" tanya Ayla

"Gue minta......Lo jadi gue didepan sahabat sahabat gue dan juga Nathan"

"Hanya untuk sementara!" lanjut Alya mendapatkan ekspresi terkejut Ayla

Ayla tidak bodoh. Ia mengerti maksud dari saudara kembarnya. Berpura pura untuk menjadi Alya?

"Maksud kamu kita tukeran??"

Alya menggeleng cepat. "Bukan gitu'

"Lo tetep lo dan gue tetep gue, tapi didepan sahabat gue lo jadi gue sementara" terang Alya mencoba membujuk kembarannya

"Emangnya ada apa? kenapa aku harus jadi kamu sementara??"

"G-gue ada urusan. Gue harus kerumah temen yang ada di Singapore" jawab Alya

"Maaf Al. Bukanya aku nggak mau bantu kamu, tapi aku --"

"Plis Ay, gue mohon sama Lo. Gue ngga lama kok cuman tiga hari. Mereka pasti nyangka lo itu gue, karena kita sangat mirip Ay. Ngga akan ada yang ngeh kok kalo lo itu bukan gue" jelas Alya lagi

"Kenapa kamu nggak jujur aja sama mereka Al?"

Alya menggelengkan kepalanya,  "Ngga semua hal yang harus mereka tau Ay" jelas Alya, termasuk lo dan keluarga sekalipun!" sambungnya didalam hati. Merasa miris dengan kondisinya saat ini

"Ay plissss" bujuk Alya

"Gini ajah, lo ngga perlu jadi gue saat disekolah. Lo cukup jadi gue saat ketemu sahabat sahabat gue aja. Urusan Sekolah biar nanti gue minta Abel buat izinin gue"

Ayla terdiam sesaat, memikirkan tidak ada salahnya membantu saudara kembarnya.

"Okee tapi ...Nathan??"

Ayla menyetujui permintaan Alya tapi pikirannya tertuju pada satu nama, Nathan. Orang yang pertama kali ia temui dengan wajah sangarnya dan tatapan tajam yang dia berikan padanya

"Lo tenang aja, dia ngga bakal macem macem sama Lo. Dia sebenarnya baik dan penyayang kok, tapi yah...... possesif nya itu yang membuat dia terlihat sangar" jelas Alya tersenyum.  Mengingat kekasihnya

"Terus kapan kamu berangkat??"

Alya melirik jam yang melingkar di tangan kirinya "Setelah gue minta izin sama mamah, papah, gue langsung berangkat" jawab Alya

"Secepat itu?? terus persiapan aku jadi kamu gimana?"

"Lo ngga perlu khawatir. Nanti kita bisa bahas semua itu lewat telfon"

****

Alya memasuki kamar Iren, namun mamahnya tidak ada didalam kamarnya membuat Alya kembali keluar kembali

ALYA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang