Extra part. Nathan masih possessive

4.1K 154 8
                                    

"inget, janji yang kamu buat!" Pringat Alya menatap Nathan setelah laki laki itu mematikan mesin mobil.

"Iya" jawab Nathan lembut sambil melepaskan sefty belt nya.

Nathan keluar, membuka pintu Alya. Lalu menggenggam tangan gadisnya selama berjalan memasuki kantor polisi.

"Selamat siang, Ada yang bisa kami bantu?" Tanya pak polisi yang berjaga di dekat pintu loby. Langsung menghampiri Nathan dan Alya

"Iya Pak. Saya kesini mau ---

"Nathan! Al -ya!"

Nathan dan Alya langsung menengok ke dalam mendengar seseorang memanggil namanya

"Tidak perlu pak. Saya sudah menemukan orang yang kita cari. Terima kasih" ucap Nathan. Membuat seorang polisi tersebut kembali ke tempat duduknya

"Marcel?" Gumam Alya menatap ke depan.

Tatapan Alya jatuh pada kedua tangan laki laki itu yang diborgol dan empat polisi yang berdiri di segala sisinya. Apalagi penampilannya. Sungguh Laki laki itu jauh berbeda dengan Marcel yang Alya tau.

Alya sempat melirik Nathan disampingnya seolah meminta izin untuk menghampiri Marcel

Sementara Nathan dia masih menatap Marcel di depan sana. Hingga lamunannya tersadar kala melihat Alya berjalan didepannya. Menghampiri tempat Marcel berdiri

"Marcel" sapa Alya di depan laki laki itu. Sementara Marcel hanya diam menatapnya Dengan tatapan berbeda. Alya tau tatapan itu, tatapan kerinduan. Marcel pasti sangat merindukan Ayla

"Pak, boleh buka borgolnya sebentar?" Pinta Alya pada polisi yang memegang borgol Marcel

"Maaf. Sebentar lagi sidang akan dimulai. Dan dia harus dibawa ke kantor polisi pusat!" Jelas polisi yang lainya

"Sidang?" Ulang Alya yang di anggukki semua polisi didepannya

"Setelah sidang selesai. Saudara Marcel akan melaksanakan hukuman. Dan pelaku pembunuh hanya ada dua kemungkinan. Yang pertama penjara 3 tahun. Dan yang kedua hukuman mati"

"Pak sebentar, saya mohon hanya 5 menit!" Pinta Alya ketika para polisi itu ingin membawa Marcel

"Pak..."

"Baiklah"

Polisi itu membuka borgol tangan Marcel Dan menjauh sekitar 20 meter dari jarak Alya dan Marcel

"Kenapa Lo kesini?" Tanya Marcel langsung, sama sekali tidak menatap Alya meski Alya di depanya

"Gue kesini cuman mau minta maaf..."

"Minta maaf??" Ulang marcel sedikit terkekeh mendengar ucapan Alya. "Minta maaf sama orang yang hampir bunuh Lo?" Lanjut Marcel menatap tepat kedua mata Alya

"Lo pasti seneng kan liat kondisi gue sekarang. Ayla ninggalin gue, seperti keinginan Lo. Lo bener! Gue emang nggak pantas buat Ayla........Gue pembunuh!"

Alya menarik napasnya, mencoba bersikap setenang mungkin.

"Gue tau Lo sangat mencintai Ayla. Dan soal kecelakaan itu, gue Juga tau! Lo ngincer gue..... Tapi salah orang"

"Gue kesini cuman mau ngasih ini" ucap Alya memberikan 1 lembar kertas dari buku diary Ayla

Marcell hanya melihat tulisan di kertas itu dengan sekilas lalu meremasnya.

"Gue mungkin engga bisa bantu lo buat keluar dari sini. Tapi gue akan berusaha meringankan hukuman Lo semampu gue."

"Gue cuman mau bilang, lo harus lanjutin hidup lo meskipun Ayla udah pergi. Dia pasti bahagia disana dan Lo juga harus bahagia disini!"

ALYA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang