Haechan mengehela napas lelah, dia duduk di sofa apartemennya. Menunggu Mark pulang.
Hubungan Mark dan Haechan akhir-akhir ini bisa dibilang jauh dari kata baik-baik saja, kesibukan mereka berdua membuat mereka jarang menghabiskan waktu dengan Chenle, yang menyebabkan masalah tercipta dihubungan mereka.
Haechan Akhir-akhir ini sibuk dengan persiapan ujian kelulusan nya dan Mark sibuk dengan urusan kuliahnya dan pekerjaannya. Haechan bisa memaklumi kesibukan kekasihnya, tapi tidak dengan anak mereka.
Jam sudah menunjukkan jam satu malam, tapi belum ada tanda-tanda kepulangan Mark.
"Dia udah lupa jalan pulang apa gimana sih"gerutu Haechan.
Tak lama setelah Haechan menggerutu, suara pintu terbuka terdengar. Haechan yang mendengar suara pintu terbuka hanya tetap duduk diam di sofa.
"Darimana aja?"tanya Haechan.
"Dari kantor, tadi ada rapat"Mark berjalan kearah kulkas untuk mengambil minum.
"Kita butuh bicara mengenai Chenle, Hyung"ucap Haechan.
"Besok aja, Hyung capek"Mark melepaskan satu persatu kancing kemejanya dan beranjak masuk kekamarnya.
"Kemarin malem lo lo juga bilang besok aja Hyung capek. Tapi Gue juga capek, tadi sekolah sampe sore belum lagi ada pelajaran tambahan. Terus kekantor dan baru pulang jam 11 malam, mau adu nasib siapa yang lebih capek nggak? Gue juga mau nanya, dari tadi pagi mata lo ngeliat keberadaan anak kita nggak? Nggak penasaran Chenle ada dimana? Nggak khawatir karena nggak liat Chenle sama sekali, dari dua minggu yang lalu"Haechan berbicara panjang lebar, tapi dia tetap tenang agar tidak memancing keributan. Sebisa mungkin Haechan menahan emosinya.
Mark yang tadinya akan membuka pintu kamarnya terdiam saat mendengar ucapan kekasihnya.
"Anak Kita nggak ada disini selama dua minggu?"heran Mark.
"Baru sadar anaknya nggak ada disini, orangtua macam apa lo"dengus Haechan.
"Haechan, jangan bicara kek gitu. Hyung itu sibuk kerja, jadi tolong maklumi kalau Hyung nggak nyadar anak kita nggak ada disini"Mark berjalan kearah Haechan.
"Yang sibuk bukan cuman lo, gue juga sibuk. Tapi masih tetap tahu anak gue dimana dan lagi sama siapa. Ayolah Hyung, gue capek. Capek banget malah, gue sendiri juga tahu lo capek tapi Chenle masih kecil Hyung, dia butuh kita. Lo bahkan nggak nanya kabar Chenle sama sekali, atau mungkin lo lupa kalau lo punya anak dan__
"HAECHAN DIEM!! KAMU DARITADI DIBIARIN MAKIN NGELUNJAK, BICARA LO GUE DISAAT KITA HARUSNYA OMONGIN SEMUANYA BAIK-BAIK"Mark tanpa sadar membentak Haechan.
"Omongin baik-baik, ya bener kita harus bicarain masalah ini baik-baik"Haechan tertawa pelan, merasa lucu mendengar bentakan kekasihnya.
"Maaf"ucap Mark, menyesal karena membentak Haechan.
Demi tuhan Mark benar-benar lelah, dia harus kuliah sambil mengurus perusahaan keluarganya dan juga keluarga Seo yang sebentar lagi akan digabung menjadi satu perusahaan.
"Besok jemput Chenle dirumah Mama, dia kangen Daddynya. Itupun kalau Hyung punya waktu"Haechan berjalan masuk kedalam kamarnya.
"Sayang dengerin Hyung dulu, katanya mau bicara soal Chenle"Mark menyusul Haechan, masuk ke kamar mereka.
"Hyung capek kan, yaudah tidur. Lagian yang mau kita bicarain juga nggak penting buat Hyung"kata Haechan dan tidur dikasurnya, menutupi semua tubuhnya dengan selimut.
"Hyung minta maaf ya, tadi nggak sengaja ngebentak kamu"Mark duduk di tepi kasur.
"Jangan nangis Bear"ucap Mark saat mendengar isakan Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy And Mommy [Markhyuck]
Nezařaditelné"kata orang anak itu anugerah" "Anugerah kalau lo atau gue udah nikah kalau sekarang ini namanya musibah, Mark Jung sialan" "Jangan mengumpat di depan anak kecil Seo Haechan" . . .bxb🔞 [MarkHyuck]