Jam 9 pagi Haechan baru bangun dari tidurnya, dia bangun siang karena Chenle yang tak henti-hentinya menangis tadi malam. Dia bergantian dengan Mark untuk menggendong dan menenangkan Chenle yang menangis.
Chenle akan terbangun dari tidurnya jika Haechan maupun Mark menaruhnya di kasur. Suhu tubuhnya juga naik turun tadi malam, sampai jam 5 pagi Chenle bisa di taruh di kasur dan tertidur pulas. Membuat Mark serta Haechan menghela napas lega, Setelah Chenle tenang barulah Mark dan Haechan juga bisa tertidur dengan tenang.
Saat Haechan membuka matanya, dia melihat Chenle yang tertidur dalam pelukan Mark. Haechan berpikir pasti Mark lelah menghadapi Chenle dan dirinya, Haechan meringis saat mengingat wajah kelelahan Mark saat dia harus berkali-kali menggendong Chenle agat tertidur dan menenangkan Haechan yang menangis karena tak tega melihat Chenle yang hanya bisa menangis tanpa bisa mengatakan kesakitannya, tapi Mark tetap memperlihatkan senyum yang meskipun tipis tapi bisa membuat Haechan tenang.
Haechan sungguh berterimakasih pada Mark yang sangat sabar. Mereka memutuskan tak bersekolah, lagipula pelajaran masih dimulai hari senin nanti. Mark sudah meminta Jaehyun untuk mengijinkan mereka tak masuk sekolah tadi malam, dan Jaehyun memaklumi karena mereka pasti kelelahan mengurus anak yang sakit.
Jaehyun dan Taeyong mungkin akan ke apartemen Mark dan Haechan saat pekerjaan merela sudah selesai. Ten dan Johnny juga mengabari Haechan tadi malam bahwa mereka akan ke apartemen Haechan dan Mark besok, setelah sampai di Korea.
Haechan bangun dari posisi tidurnya, dia duduk dan mengecek suhu badan Chenle yang mulai turun tapi masih sedikit hangat. "Syukurlah, badannya nggak sepanas tadi malam"guman Haechan dan mengusap rambut Chenle pelan.
"Mommy~~"rengek Chenle yang mulai membuka matanya.
"Iya sayang, Mommy disini"kata Haechan.
"My Le sakit"kata Chenle yang mulai merangkak ke arah Haechan. Membuat Mark terbangun karena pelukannya pada Chenle yang terlepas.
Saat membuka matanya dan menoleh kesebelah kanannya, Mark melihat Haechan yang duduk sambil mendekap Chenle."Dia nangis lagi?"tanya Mark.
"Nggak"jawab Haechan singkat, dia masih malu berbicara dengan Mark karena kejadian tadi malam.
Mark mengerutkan dahinya saat mendengar jawaban singkat Haechan, Mark tentu tahu kenapa Haechan menjawab pertanyaannya sesingkat itu. Biasanya Haechan kan cerewet.
Mark mencoba berpikir, bagaimana caranya agar Haechan tak canggung padanya hanya karena kejadian semalam. Tapi mau sekeras apapun Mark berpikir, kalau pada dasarnya Mark tak memiliki bakat mencairkan suasana dan hanya diam tanpa mau bicara yang terjadi hanyalah ke terdiaman mereka berdua.
Saat suasana semakin sunyi, hanya helaan napas mereka berdua dan napas teratur Chenle yang terdengar. Tiba-tiba ponsel Mark berbunyi, menandakan ada sebuah panggilan masuk. Mark langsung mengambil ponselnya dan melihat nama adiknya Jeno yang terpampang, Mark beranjak dari tidurnya dan mengangkat panggilan dari Jano.
Haechan yang bersandar di kepala kasur, diam-diam mengamati kegiatan Mark. Haechan tahu yang menelpon Mark adalah Jeno, karena dia melihat nama Jeno sekilas.
Mark menutup panggilan dari Jeno terlebih dahulu, dia menaruh ponselnya dan menoleh pada Haechan. "Anak-anak mau kesini kata Jeno, mereka mau jenguk Chenle"kata Mark.
"Oh, oke. Kapan kesininya?"kata Haechan yang mencoba menyingkirkan rasa canggungnya.
"15 menit lagi mereka nyampek"ucap Mark yang beranjak dari kasurnya.
"HAH!!MEREKA NGGAK SEKOLAH"teriak Haechan
"MOMMY BELISIK"tegur Chenle, yang juga berteriak.
"Sekarangkan cuman pengumuman pembagian ruang kelas Chan"kata Mark, dia memegang telinganya karena belum terbiasa dengan suara melengking Chenle dan Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy And Mommy [Markhyuck]
Acak"kata orang anak itu anugerah" "Anugerah kalau lo atau gue udah nikah kalau sekarang ini namanya musibah, Mark Jung sialan" "Jangan mengumpat di depan anak kecil Seo Haechan" . . .bxb🔞 [MarkHyuck]