"Selamat pagi"Mark mencium kening Haechan.
"Bangun sayang, katanya mau ketemu Chenle"Mark mengelus pipi berisi Haechan.
"Jam berapa?"tanya Haechan sambil mencium leher Mark.
"Jam 8 pagi"Mark mengelus pinggang Haechan dengan sebelah tangannya yang melingkar di pinggang ramping Haechan.
"Mandi sana, Hyung mau nyiapin sarapan"ucap Mark yang membuat mata Haechan langsung terbuka sempurna.
"Jangan coba-coba masak, rumah ini terlalu bagus buat dibakar"kata Haechan yang mendongak untuk melihat wajah Mark.
"Aku hanya ingin mengeluarkan roti dan susu dari kulkas"ucap Mark.
"Syukurlah"Haechan bernapas lega.
"Hyung pikir, Hyung nggak seburuk itu buat masak"guman Mark pelan.
"Katakan itu pada orang yang hampir membakar dapur Mama"ucap Haechan tertawa pelan.
"Gendong aku ke kamar mandi, Echan malas berjalan"pinta Haechan.
"Hyung bahkan nggak memasuki Echan, kok sampek nggak bisa jalan"Mark memeluk Haechan erat.
"Aku bilang malas, bukan nggak bisa jalan sialan"gerutu Haechan.
"Orang cantik seperti mu tidak boleh mengumpat"Mark mengecup bibir Haechan.
"Ayok, gendong aku"Haechan beranjak dari tidurnya.
"Tutup tubuhmu sayang, Hyung takut kelepasan"Mark membungkus tubuh telanjang Haechan dengan selimut.
"Curang, Hyung sudah memakai celana dalam"protes Haechan.
"Hei, ini demi keselamatanmu. Aku bisa kelepasan jika membuka semuanya"Mark menggendong Haechan layaknya pengantin baru.
Sesampainya di kamar mandi Mark menurunkan Haechan, "Aku akan mandi dikamar mandi bawah"Mark memcium pipi Haechan sekilas.
Mark keluar dan menutup pintu kamar mandi, namun saat Mark memakai bajunya teriakan Haechan yang amat sangat nyaring membuat Mark buru-buru keluar kamar.
"YA MARK JUNG!!, SUDAH KU BILANG JANGAN MENINGGALKAN BEKAS SIALAN. INI TERLALU BANYAK MARK!!!"
Muka Haechan sudah memerah karena emosi, dia menatap cermin yang memperlihatkan leher sampai dadanya yang terdapat ruam.
"Ini pasti bakalan lama ilangnya, dasar Mark Jung bajingan"umpat Haechan, lalu melanjutkan acara mandinya dengan susana hati yang buruk sampai ingin sekali membunuh kekasihnya.
Setelah menyelesaikan mandinya, dan sudah rapi dengan baju yang mereka bawa dari rumah. Mark dan Haechan sudah berada di meja makan untuk sarapan pagi sederhana dengan roti panggang dan juga susu coklat.
Mark menatap takut-takut pada Haechan yang memakan roti panggang di depannya.
"Apa liat-liat"sinis Haechan.
"Maaf"ucap Mark pelan sambil menunduk.
"Hyung kan tahu Haechan mau ketemu Chenle, kalau Chenle nanya kenapa Mommynya kek gini. Haechan harus jawab apa"kata Haechan yang menunjuk ruam di lehernya.
"Ini juga Mae malah ngasih baju ke meja yang agak kebuka di bagian lehernya, warna putih lagi dan liat ini bahu Echan yang ada bekasnya juga keliatan. Haechan juga lupa bawa itu, apa namanya yang bisa nutupin bekasnya"omel Haechan dengan ekspresi wajah yang mengingat-ngingat nama make up yang di berikan Maenya untuk menutupi bekas ciuman.
"Ini pakek jaketnya Hyung, ya meskipun nggak bisa nutupin leher Haechan. Maaf ya"Mark yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakang Haechan sambil memasangkan jaket hitam miliknya dan memeluk Haechan dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy And Mommy [Markhyuck]
Random"kata orang anak itu anugerah" "Anugerah kalau lo atau gue udah nikah kalau sekarang ini namanya musibah, Mark Jung sialan" "Jangan mengumpat di depan anak kecil Seo Haechan" . . .bxb🔞 [MarkHyuck]