Orangtua Mark dan Haechan sudah pulang, menyisakan seorang Jung Jeno yang terlihat benar-benar galau.
"Lo kenapa sih Jen, kalau Lo nggak cerita. Gue nggak bakalan tau masalah lo"Haechan menepuk pipi Jeno.
"Bear~~"rengek Jeno yang memeluk Haechan dari samping.
"Kenapa?"tanya Haechan.
"Hyung, itu mata lo bisa keluar kalau melotot terus"ujar Jeno yang merasa seperti akan dimakan hidup-hidup oleh Hyungnya.
Mark mendelik pada Jeno, beranjak dari duduknya sambil menggendong Chenle yang tertidur. Meninggalkan Haechan dan Jeno yang mungkin memang harus ditinggalkan, agar Jeno cepat curhat dan pulang pikir Mark.
"Cerita Jen, gue kepo ini"Haechan memukul kepala Jeno yang hanya mendusel tanpa mau cerita.
"Iya Chan, galak banget sih lo"Jeno menaruh kepalanya diatas paha Haechan, dia mencoba mencari posisi nyaman untuk bercerita.
"Lo taukan Chan, gue itu sayang banget sama Jaemin. Dia selalu nanya ke gue, hubungan kita itu apa Jen?. Dan gue nggak bisa jawab yang lain selain sahabat Chan, kalau lo nanya gue mau nggak pacaran sama Jaemin ya jawabannya pasti mau banget Chan. Tapi gue nggak bisa langsung ngejadiin Jaemin pacar, dia sahabat gue dari gue yang masih pakek popok bayi sampek sekarang kita berdua udah sama-sama besar. Alasannya ya emang biasa banget terjadi ke para sahabat di luar sana yang punya perasaan pengen lebih dari sekedar sahabat, gue selalu mikir gimana kalau nanti kita putus, pasti kelakuan kita bakal canggung dan nggak bisa sedeket dulu"Jeno menghela napas lelah setelah bicara panjang lebar. Jeno tahu Haechan dengerin dia, tapi nggak akan ngasih respon sampek Jeno bener-bener selesai cerita dan nggak akan ngasih saran kalau Jeno nggak minta saran.
"Udah?"tanya Haechan yang mengelus rambut Jeno dari tadi.
"iya"jawab Jeno.
"Terus mau Lo apa?"tanya Haechan lagi.
"Nggak tau, gue bingung"guman Jeno.
"Kenapa haru bingung"suara Mark membuat Jeno bangum dari tidurannya, dia melihat Hyungnya yang berdiri di belakang sekat dapur dan sofa yang ditempati Jeno dan Haechan.
"Sejak kapan lo disitu Hyung?"tanya Jeno yang masih kaget.
"Sejak, gue selalu mikir gimana kalau kita putus" jawab Mark sambil berjalan dan duduk disebelah Haechan.
"Mau Hyung kasih saran?"Mark tersenyum melihat adiknya yang langsung menggangguk.
"Jangan pacaran, langsung tunangan kalau bisa. Kalau lo punya ikatan yang bisa mengikat pasangan lebih dari status pacaran, kenapa nggak tunangan aja. Itupun kalau Lo beneran serius ngejalanin hubungan sama Jaemin"Ujar Mark.
"Bener juga, kenapa Jeno harus takut putus kalau Jeno serius sama Nana"guman Jeno yang masih bisa didengar Haechan dan Mark.
Mark berdiri dan mengusap rambut adiknya "Besok Hyung kerumah, bantuin Nono bilang ke Mama sama Papa"Mark akan menampilkan dirinya sebagai sosok Hyung jika Jeno sedang ada masalah seperti ini, tapi itu jarang terjadi karena Mark yang harus pergi kekanada dua tahun yang lalu.
"Hueeeeee っ╥╯﹏╰╥c Jeno sayang Mark Hyung"Jeno memeluk Hyungnya sambil merengek.
"Besok kita bantuin Juga pas lo mau ngajak Jaemin tunangan, kan pas banget tuh malem minggu"Haechan dengan semangat membara langsung memghubungi Renjun agar ngebantu Jeno juga.
Mendengar ucapan Haechan, Jeno beralih ingin memeluk Haechan. Tapi nggak bisa karena...
"Mau ngapain, pulang sana udah mau malem ini"mark yang menarik Jeno sebelum memeluk Haechan dan menunjuk jam didinding yang menunjukkan waktu jam 6 sore lebih 30 menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy And Mommy [Markhyuck]
De Todo"kata orang anak itu anugerah" "Anugerah kalau lo atau gue udah nikah kalau sekarang ini namanya musibah, Mark Jung sialan" "Jangan mengumpat di depan anak kecil Seo Haechan" . . .bxb🔞 [MarkHyuck]