"Pelan-pelan Chan"Mark meringis kesakitan.
"Ini udah pelan Hyung"kata Haechan.
"SAKIT HAECHAN!!"teriak Mark kesakitan.
"KAMPRET, MAKANYA JADI ORANG TUH JANGAN MESUM. GINI KAN JADINYA"kesal Haechan, badan kecilnya merangkul badan Mark yang lumayan berat.
Mark memegangi pinggang kanannya yang terasa sakit, dia jatuh dikamar mandi karena didorong oleh Haechan. Salah Mark juga sebenarnya, Haechan hanya melindungi dirinya dari tindakan pelecehan.
"Tapikan nggak usah didorong juga Chan"kata Mark, yang berjalan tertatih-tatih menuju lift yang entah kenapa terasa sangat jauh.
"Echan nggak suka leher Haechan digigit kayak tadi, sakit tahu nggak"ucap Haechan, mengingat bagaimana gilanya seorang Mark Jung yang menggigit lehernya dan memeluknya dari belakang saat mandi tadi.
"Padahal enak"guman Mark.
"ENAK MATA LO ENAK, SAKIT BEGOK. YANG NAMANYA DIGIGIT ITU SAKIT!!!"bentak Haechan, mebuat Mark langsung terdiam dan cemberut dengan kepala menunduk.
badan kecil Haechan masih bersusah payah membantu Mark berjalan. "Lift sialan, jauh banget"umpat Haechan kesal, dia terus merangkul Mark sambil berjalan menuju lift.
Setelah sampai di depan lift, Haechan buru-buru memencet tombol untuk membuka lift dan setelah lift terbuka. Barulah Mark dan Haechan masuk untuk turun ke lantai dua.
Johnny yang tidak sengaja lewat di dekat lift, menatap bingung kondisi Mark yang berjalan pincang. Dia terus mengikuti Mark yang berjalan tertatih-tatih dan dibantu oleh anaknya, dari belakang untuk menuju meja makan.
Ten yang sudah duduk di meja makan, juga menunjukkan wajah bingung melihat anaknya yang terus menggerutu dengan Mark yang cemberut. Haechan membantu Mark duduk di kursi dengan sangat hati-hati, setelah itu barulah Haechan duduk disebelah Mark.
"sayang, Mark kenapa?"tanya Johnny pada Haechan, dia duduk di sebelah kiri kursi khusus yang di duduki Chenle.
"Apa Mark pindah posisi?"tanya Ten, yang duduk tepat di hadapan Haechan.
"Jangan bercanda, masak Mark jadi pihak mendesah"kata Johnny yang tertawa, namun seketika berhenti karena dipelototi oleh istri dan anaknya.
Chenle yang duduk di tengah-tengah antara Moma dan Popanya, melihat kearah Daddynya yang tengah cemberut dengan pandangan sendu.
"Dy sedih. Mau pelmen"tawar Chenle, mengulurkan tangan kecilnya yang memegang permen pada Daddynya yang duduk di depannya.
Mark tersenyum lebar karena gemas dengan tingkah Chenle, lalu dengan senang mengambil permen yang ada di tangan anaknya. Haechan menghela napas lega melihat Mark yang tidakk cemberut lagi.
"Mark hyung tadi jatuh di kamar mandi, dia terpeleset karena ulahnya sendiri yang terburu-buru masuk kemar mandi. Benarkan Hyung"Haechan tersenyum pada Mark, mengelus-ngelus rambut Mark.
Mark yang mengerti bahwa dia harus mengiakan ucapan Haechan tadi, buru-buru mengganggukkan kepalanya. "Iya Dad, tadi aku jatuh karena terpeleset"kata Mark dengan tangan yang memainkan permen pemberian Chenle di tangannya.
Johnny memandang aneh pada anak sahabatnya yang terlihat bertingkah menggemaskan sejak keluar dari lift tadi. "apa kepalanya terbentur saat terjatuh tadi"pijir Johnny.
Sedangkan Ten terlihat menahan tawanya saat melihat tingkah Mark. "Mark tadi dimarahin Haechan?"tanya Ten pada Mark yang masih menunduk.
Mark mendongak dengan mata yang berkaca-kaca "Mae~~"rengek Mark, yang membuat Ten berdiri menghampiri Mark dan langsung memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy And Mommy [Markhyuck]
De Todo"kata orang anak itu anugerah" "Anugerah kalau lo atau gue udah nikah kalau sekarang ini namanya musibah, Mark Jung sialan" "Jangan mengumpat di depan anak kecil Seo Haechan" . . .bxb🔞 [MarkHyuck]